Contact

Rizky maulana / Sofi Pujiastuti

telp 08112240196 / 081320140019

email Rizfajzan @ gmail

twitter follow@AlfabbyRizky

Pasar Soreang Blok I & II E ( Hj Wewen ) Soreang Bandung

No Rek 13000 - 1122 - 4030 Bank mandiri Cab Soreang - Bandung

Hari kerja Senin - Jum'at ( kecuali hari Libur Nasional)

Jam kerja 08.00 - 16.00 WIB

Kamis, 29 Oktober 2009

Investasi Emas: Koin dinar, Emas lantakan atau Emas Perhiasan

Pertanyaan ini sering sekali sampai ke saya dalam berbagai keempatan, Baik lewat email, kesempatan tanya jawab dalam ceramah atau bahkan banyak sekali pembeli Dinar sebelum mereka mulai membeli – mereka menanyakan dahulu masalah ini.


Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsic) dan dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tdak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tanganberbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.


Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol , karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar.

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih ? Koin Emas, Emas Lantakan atau Perhiasan ? Disini saya berikan perbandingannya saja yang semoga objektif sehingga pembaca bisa memilih sendiri - Agar keputusan Anda tidak terpengaruh oleh pendapat saya – karena kalau pendapat saya tentu ke Dinar karena inilah yang saya masyarakatkan.
Kelebihan Dinar :
1. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai Jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% - 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

Kelebihan Emas Perhiasan :
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Perhaiasn :
1. Biaya produksi tinggi
2. Terkena PPN
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi emas yang mana yang paling tepat untuk kita. Wallahu A'lam.

by M. Iqbal

Rabu, 28 Oktober 2009

Tanya jawab tentang Dinar

Tanya :
Apakah Dinar itu ?

Jawab :
Yang dimaksud Dinar adalah Dinar Islam atau juga disebut Islamic Gold Dinar (IGD). Terbuat dari emas 22 karat seberat 4.25 gram.

Tanya :
Bagaimana mengetahui suatu keaslian Dinar ?

Jawab :
Keaslian Dinar ditentukan oleh kadar emasnya (22 karat) dan beratnya (4.25 gram). Design atau tulisan bisa saja berbeda. Untuk memudahkan masyarakat Indonesia memperoleh Dinar asli, Gerai Dinar hanya merekomendasikan Dinar yang diproduksi oleh Logam Mulia (PT. Aneka tambang, Tbk).

Tanya :
Apakah Dinar ini dipakai sebagai mata uang oleh salah satu negara di dunia saat ini ?

Jawab :
Saat ini tidak ada negara di dunia yang benar benar menggunakan mata uang Dinar Islam, tetapi sepanjang sejarah Islam sejak zaman rasulullah s.a.w. sampai saat keruntuhan Kekhalifahan Usmaniah Turki, Dinar Islam inilah yang digunakan sebagai mata uang.

Tanya :
Saat ini banyak beredar investasi Dinar Irak, apakah ini sama dengan Dinar Islam ?

Jawab :
Dinar Irak sama sekali berbeda dengan Dinar Islam yang kita sediakan. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa (uang fiat) yang diberi nama Dinar dan tidak memiliki nilai intrinsik.

Tanya :
Bagaimana menghitung harga Dinar saat ini ?

Jawab :
Karena terbuat dari emas, maka harga Dinar mengikuti harga emas dunia. Karena harga emas dunia dalam US$, Euro dlsb. Sedangkan nilai Rupiah juga bergerak relatif terhadap mata uang negara-negara lain tersebut , maka harga Dinar juga dipengaruhi harga Rupiah


Tanya :
Kalau harga terus berubah, terus harga yang mana yang kita pakai pada saat jualan Dinar ?

Jawab :
Untuk memudahkan para mitra bertransaksi, Gerai Dinar hanya akan mengupdate harga Dinar dua kali sehari yaitu pagi sebelum jam 7.00 WIB dan siang sebelum jam 1.00 WIB. Apabila sampai jam tersebut harga Dinar tidak di update maka yang berlaku adalah harga sebelumnya.

Tanya :
Apakah harga Dinar akan terus naik ?

Jawab :
Harga Dinar berfluktusai mengikuti harga emas dunia. Apabila ditarik dalam jangka panjang, jelas harga emas terus mengalami kenaikan yang significant yaitu dari US$ 35 /troy ounce 40 tahun lalu menjadi US$ 800-an saat ini. Meskipun demikian penting sekali untuk disadari oleh para pengguna Dinar bahwa yang naik/turun secara significant sesungguhnya bukanlah Dinar atau emas itu sendiri melainkan mata uang kertas yang digunakan sebagai pembandingnya. Sebagai contoh tahun 1980 harga emas sudah pernah mencapai US$ 600-an / troy ounce karena saat itu US$ lagi lemah (peristiwa penyanderaan WN Amerika di Teheran). Selama dua puluh tahun kemudian emas berfluktuasi antara US$ 250 – US$ 400 sebelum akhirnya sejak tahun 2000 sampai sekarang emas terus naik mencapai diatas US$ 800/ troy ounce.

Tanya :
Apakah saya akan akan mengalami kerugian apabila ternyata harga emas akan turun selama bertahun-tahun seperti yang terjadi antara tahun 1980-2000 ?

Jawab :
Sekali lagi karena yang naik turun adalah alat ukur pembandingnya yang memang tidak bisa diandalkan (uang kertas), maka untung atau rugi terhadap nilai mata uang tertentu baik US$ maupun Rupiah tidak perlu menjadi ukuran satu-satunya atas keberhasilan atau kegagalan investasi Dinar kita. Menggunakan Dinar adalah proses hijrah dari penggunan alat ukur muamalat yang tidak adil (uang kertas) ke alat ukur yang adil (Dinar/Emas). Dinar atau emas terbukti memiliki daya beli yang stabil selama lebih dari 1400 tahun (hadits tentang harga kambing) dan di dunia modern juga terbukti memiliki daya beli terhadap minyak mentah yang stabil sejak perang Dunia II.

Tanya :
Apabila pada saat transaksi Dinar belum ada, apakah boleh memesan dahulu ?

Jawab :
Karena kebutuhan Dinar di masyarakat saat ini lebih tinggi dari tingkat produksi Dinar di logam mulia, maka sering tidak terhindarkan Gerai Dinar harus memesan dahulu permintaan-permintaan terutama apabila permintaannya dalam jumlah besar. Apabila ini dilakukan maka harga disepakati di depan antara pemesan dengan Gerai Dinar.

Tanya :
Apakah Gerai Dinar menjamin pembelian kembali Dinar yang sudah dibeli masyarakat ?

Jawab :
Seperti toko emas – Gerai Dinar menjual dan juga membeli Dinar. Sifatnya bukan jaminan tetapi kemudahan dan prioritas yang diberikan oleh Gerai Dinar kepada para nasabahnya untuk menjual kembali Dinarnya di seluruh jaringan Gerai Dinar yang ada. Penjualan dari nasabah lebih dutamakan dan didahulukan dibandingkan dengan penjualan dari stok Gerai Dinar sendiri.

Tanya :
Dimana saya menyimpan Dinar saya setelah saya beli ?

Jawab :
Dinar dapat disimpan di rumah sebagaimana kita menyimpan perhiasan, namun dianjurkan terutama apabila jumlahnya banyak untuk disimpan yang lebih aman di safe deposit box yang disediakan oleh perbankan. Safe deposit box ini cukup murah mulai dari Rp 200-an/tahun. Dan memiliki safe deposit box bukan hanya untuk menyimpan Dinar tetapi juga dapat dipakai untuk menyimpan dokumen-dokumen penting lainnya.

Tanya :
Berapa banyak saya perlu membeli Dinar ?

Jawab :
Kalau sifatnya hanya untuk simpanan sangat dianjurkan untuk menyimpan Dinar secukupnya saja, yaitu cukup untuk mengantisipasi masa pensiun, antisipasi menghadapi berbagai musibah, antisipasi kebutuhan keluarga seperti sekolah anak dan antsisipasi untuk warisan secukupnya agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Menyimpan emas (atau harta dalam bentuk apapun termasuk uang kertas) diluar untuk kebutuhan ini dapat tergolong menimbun yang sangat dilarang agama.

Untuk Dinar yang diputar sebagai alat usaha tidak ada batasannya sejauh hak-hak Allah dan manusia lain (zakat dlsb) ditunaikan.

Tanya :
Apakah saya wajib zakat atas Dinar yang saya tabung ?

Jawab :
Ya tentu, sama seperti perhiasan, uang kertas Anda dan harta-harta lainnya, semua terkena wajib zakat apabila telah mencapai nisabnya (20 Dinar) dan melewati satu tahun. Zakatnya adalah 2.5% apabila di hitung dalam tahun Qomariah dan 2.5775% apabila dihitung dalam tahun Syamsiah .

Tanya :
Dinar cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi saya tetapi bagaimana dengan kebutuhan saya untuk perlindungan terhadap risiko ?

Jawab :
Hanya kepada Allah kita semua berlindung, namun sebagai medan ikhtiar kita harus juga mengantisipasi risiko-risiko seperti kecelakaan, kematian dlsb. Untuk ini kita tetap bisa membeli produk-produk asursni syariah, khususnya untuk proteksi risiko. Asuransi yang hanya untuk proteksi risiko ini ada di pasaran antara lain dengan nama Personal Accident dan Term Life ; preminya jauh lebih murah dibandingkan dengan asuransi jiwa yang mengandung unsur saving atau investasi.

Tanya :
Dimana saya bisa peroleh Dinar ?

Dinar bisa diperoleh melalui jaringan mitra Gerai Dinar atau perwakilan-perwakilannya yang insyallah terus bertambah dari waktu ke waktu.



Sabtu, 24 Oktober 2009

Mengenal Dinar dan Dirham Islam


Karena banyaknya pengunjung yang mengira bahwa Dinar Iraq dan lain sebagainya adalah sama dengan Dinar Islam. Maka perlu saya buat penjelasan yang sangat jelas bahwa Dinar Iraq dan sejenisnya adalah tidak sama dan bukan Dinar Islam. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa, sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4.25 gram.

Lebih jauh agar kita mengenal Dinar Islam ini lebih dekat, berikut saya petikkan uraian dari buku saya (Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham) yang menjelaskan detil tentang Dinar Islam.

Islamic Dinar and DirhamUang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000 SM – 2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.

Di belahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.


Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW, ”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud).

Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.

Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.

Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .

Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri non Islam sejarah menunjukan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan. Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya-pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keaneka ragaman mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya yang disebut Ducat.

Pada akhir abad ke 13 tersebut Islam mulai merambah Eropa dengan berdirinya kekalifahan Usmaniyah dan tonggak sejarahnya tercapai pada tahun 1453 ketika Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel dan terjadilah penyatuan dari seluruh kekuasan Kekhalifahan Usmaniyah.

Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.

Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara ) sampai sebagian kepulauan nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraine dibagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasululullah SAW (610) maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah manusia.

Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang .

Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam namun setelah turunnya Islam tidak dilarang atau bahkan juga digunakan oleh Rasulullah SAW– maka hal itu menjadi ketetapan (Taqrir) Rasulullah SAW yang berarti menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri, Dinar dan Dirham masuk kategori ini.

Islamic Dinar & Dirham Produced by Logam Mulia Indonesia - With The Weight & Purity Certification By KAN (Indonesia) an LBMA (UK -London) Di Indonesia di masa ini, Dinar dan Dirham hanya diproduksi oleh Logam Mulia - PT. Aneka Tambang TBK. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan Kadar dan Berat sesuai dengan Standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal Islam.

Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA).

Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.

Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk.