Contact

Rizky maulana / Sofi Pujiastuti

telp 08112240196 / 081320140019

email Rizfajzan @ gmail

twitter follow@AlfabbyRizky

Pasar Soreang Blok I & II E ( Hj Wewen ) Soreang Bandung

No Rek 13000 - 1122 - 4030 Bank mandiri Cab Soreang - Bandung

Hari kerja Senin - Jum'at ( kecuali hari Libur Nasional)

Jam kerja 08.00 - 16.00 WIB

Rabu, 19 Januari 2011

Forecast Harga Emas Dunia 2011-2012 Oleh Credit Suisse...

Forecast Harga Emas Dunia 2011-2012 Oleh Credit Suisse... PDF Print E-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 18 January 2011 06:59
Dalam tulisan saya akhir Desember 2011 lalu dengan judul Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011, saya membuat prakiraan  harga emas akan berada di kisaran US$ 1,500/oz sampai US$ 1,600/oz pada akhir 2011 nanti.  Belakangan saya tahu bahwa kurang lebih pada waktu yang bersamaan ada lembaga keuangan global – Credit Suisse – yang membuat prakiraan harga emas akhir 2011 dekat sekali dengan prakiraan konservatif saya tersebut. Dalam laporannya akhir tahun lalu, Credit Suisse membuat forecast harga emas dunia akhir 2011 berada di angka US$ 1,580/oz dengan average sepanjang tahun 2011 ini di kisaran angka US$ 1,490/oz atau akan mengalami kenaikan sekitar 21 % dari average 2010 yang berada di angka US$ 1,225/oz.

Lebih jauh lagi Credit Suisse juga membuat forecast untuk rata-rata tahun depan 2012 yang menurut mereka akan berada di kisaran angka US$ 1,720/oz atau mengalami kenaikan sekitar 20% lagi dari posisi rata-rata tahun 2011 ini. Sebagai lembaga keuangan global yang sering menjadi rujukan,  tentu mereka punya dasar yang kuat untuk estimasinya tersebut.  Berikut adalah dasar-dasar dari forecast mereka :

·      Kekawatiran dunia akan penurunan daya beli uang kertas (currency debasement) atau inflasi yang telah melambungkan harga emas dunia sepanjang 2010 tetap akan berlanjut di tahun 2011. Kondisi  ini bahkan akan dianggap ‘normal’ dan berlanjut setidaknya sampai tahun berikutnya.
·      Bank-bank sentral dunia menjadi net buyer emas karena ditengah ketidak pastian ekonomi global, emas akan menjadi reserve asset yang memiliki kredibilitas paling kuat.
·      Satu-satunya institusi global yang menjual emas hanyalah IMF, namun rencana penjualan mereka sebesar 403.3 ton telah semuanya di realisir sampai akhir 2010 lalu.
·      Supply emas baru dari hasil tambang tidak banyak diharapkan bisa meningkat. Kondisi ini juga akan terus berlanjut paling tidak sampai beberapa tahun mendatang.
·      Permintaan emas untuk investasi swasta juga terus meningkat baik di belahan bumi barat maupun di timur khususnya India dan China.
 Gold Forecast
Walhasil dengan adanya lima faktor tersebut diataslah Credit Suisse beranggapan akan ada dorongan yang sangat kuat untuk naiknya harga emas dunia di tahun 2011 ini dan setidaknya berlanjut sampai tahun depan 2012.

Namun perlu diingat bahwa namanya juga forecast, meskipun yang membuat lembaga yang sangat competent sekalipun tetap saja bisa salah.  Kemungkinan salah ini menjadi semakin besar manakala – ada kejadian yang berada diluar parameter dari dasar prakiraan tersebut.  Wa Allahu A’lam.

Selasa, 11 Januari 2011

6 Irreversible Trends : Harga Emas di Era Doomy Gloomy-nya US$...PDFPrintE-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Senin, 10 January 2011 08:52
Bagi para pembaca yang sempat lemas dengan turunnya harga emas dan Dinar secara drastis sepanjang pekan lalu, tulisan ini barangkali bisa menjadi pengobatnya disamping tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Bijak berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas...”. Tulisan ini saya sarikan dari ceramahnya Nick Barisheff - CEO and president of Bullion Management Group Inc.- pada acara seminar Investment Outlook 2011di Montreal – Canada Jum’at pekan lalu. Menurut Nick ini ada setidaknya enam trend yang akan mendorong harga emas ke atas tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya.

Trend-trend yang oleh Nick dkategorikan sebagai Irreversible – yang tidak berubah atau tidak berbalik arah –  paling tidak sejauh mata dia memandang ini,  adalah sebagai berikut :

1) Central Bank Buying

Pendorong harga emas tahun 2010 antara lain adalah membengkaknya belanja emas yang dilakukan oleh beberapa bank central besar seperti Rusia, China dan India. Cadangan emas Rusia di kwartal ke 3 tahun 2010 saja naik 7 % menjadi 756 ton. China mengimpor hampir 210 ton emas di bulan Desember  2010, sedangkan India pembelian emas oleh bank central-nya plus pembelian swasta  di duga mencapai 750 ton sepanjang tahun lalu.

Trend ini akan terus ada di tahun 2011 dan bahkan tahun-tahun sesudahnya karena untuk membuat cadangan emas Rusia dan China mendekati rata-rata negeri barat saja, Rusia membutuhkan tambahan cadangan sekitar 1,000 ton sedangkan China masih membutuhkan tambahan sekitar  3,000 ton lagi. Demand emas akan terus tinggi , sementara supply relatif tidak banyak perubahan.

2) Movement Away From US$

Tahun 2009, China , Rusia dan Perancis diduga secara diam-diam telah mulai meninggalkan US$ untuk perdagangan minyaknya dengan negeri-negeri Arab.  Tahun 2010 lalu, secara resmi Rusia dan China mengakui bahwa mereka tidak lagi menggunakan US$ untuk perdagangan bilateral antar kedua negara – tidak terbatas pada perdagangan minyak saja.

Ini memberikan sinyal kuat ke seluruh dunia bahwa untuk perdagangan antar negara, penggunaan US$ tidak lagi menjadi suatu keharusan. Bila International Demand terhadap US$ menurun – sementara US$ supply terus digenjot melalui Quantitative Easing – maka jelas harga barang-barang dalam US$ akan melonjak karena daya beli US$ yang turun.

3) China

Di China bukan hanya pemerintah melalui bank central-mya yang getol menaikkan cadangan emasnya. Rakyatnya-pun di dorong dan dipermudah oleh pemerintahnya untuk membeli emas. Dengan penduduk yang mencapai lebih dari 1.3 milyar jiwa dan dengan tingkat penghasilan yang terus meningkat, maka demand emas dari China akan terus mengkatrol harga emas ke atas.

4) The Aging Population in US

Baby boomers” yaitu ledakan penduduk yang lahir di Amerika paska Perang Dunia II tahun 1946 s/d 1963 berangsur-angsur memasuki usia pensiun. Amerika sedang menghadapi meningkatnya jumlah penduduk yang pensiun ini. Sedangkan jumlah tenaga kerja paskababy boomers ini cenderung menciut jumlahnya. 

Artinya adalah akan semakin banyak jumlah orang pensiun – yang memerlukan dukungan dana pemerintah untuk mendanainya – sementara kontributor terhadap pendapatannnya dari pajak perorangan akan cenderung menurun karena jumlah pekerja yang semakin sedikit. Untuk membiayai para pensiunan yang lebih banyak ini pemerintah tidak ada cara lain kecuali ‘mencetak uang dari awang-awang’. Unfunded liability pemerintah yang terus membengkak dibarengi dengan pencetakan uang secara besar-besaran – pasti berdampak pada penurunan daya beli US$ yang terus menerus.

Menurut catatan Nick Barisheff ini, lima mata uang terbesar dunia termasuk US$ telah kehilangan 70%-80 % daya belinya terhadap emas selama 10 tahun terakhir. Emas sejatinya bukan terus naik harganya, tetapi mata uang yang dipakai membelinya-lah yang terus menyusut daya belinya.

5) Outsourcing

Industri besar Amerika yang beberapa diantaranya sekarang masih menguasai dunia seperti komputer , notebook, handphone misalnya, mereka memilih memproduksi barangnya dengan cara meng-outsource-kan produksinya ke negara lain yang lebih murahcost of production-nya. Dampaknya negeri itu akan terus kehilangan banyak lapangan kerja.

Dampak berikutnya ketika orang tidak bekerja adalah mereka juga mengurangi konsumsi barang dan jasa. Jadi system outsourcing yang kini semakin popular di Amerika dan bukan hanya pada bidang manufacturing tetapi juga melanda bidang-bidang jasa spertiaccounting services, administration, data entry, call centre dlsb. akan secara berlipat ganda berdampak pada GDP negeri itu.

Ketika GDP tidak lagi tumbuh atau bahkan turun, maka tumpukan hutang negeri itu akan semakin menggunung dan uangnya akan semakin berkurang daya belinya.

6) Peak Oil

Yang dimaksud dengan Peak Oil adalah tingkat produksi minyak yang telah mencapai puncaknya dan akan menurun setelah itu. Peak Oil ini sudah terjadi di beberapa sentra produksi minyak dunia seperti  AS ,  Alaska dan North Sea. Sentra-sentra produksi lainnya akan segera mrenyusul.

Meksiko misalnya yang sekarang menjadi salah satu supplier terbesar minyak Amerika, beberapa tahun mendatang tidak akan lagi bisa mengekspor minyaknya. Sebaliknya mereka malah akan butuh impor minyak untuk menopang ekonominya sendiri. (Ini mirip Indonesia yang  sudah lebih dahulu menjadi net importer untuk minyak, meskipun untuk energi secara keseluruhan - termasuk didalamnya gas dan panas bumi - Indonesia masih net eksporter).

Walhasil secara keseluruhan dari 6 trend hasil  pengamatan dan analisa yang dilakukan oleh pelaku ekonomi barat sendiri seperti Nick Barisheff ini, kita bisa simpulkan bahwa masa depan Amerika dengan US$-nya sedang memasuki era doomy gloomy  - era masa depan suram menyerupai kiamat – sepertinya there is no tomorrow for US$ !. Menjelang ajalnya US$ tetap ada dan tetap bisa untuk membeli barang dan jasa, tetapi apapun yang dibeli dengan US$ akan terus melonjak harganya – termasuk tentu saja emas. Wa Allahu A’lam.

Bijak Berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas ...

Bijak Berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas ...PDFPrintE-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 07 January 2011 08:04
Hari-hari ini harga emas lagi rendah, harga internasionalnya dalam US$ berada di kisaran US$ 1,371/Oz atau mengalami penurunan sekitar 3.5% dalam perdagangan sepekan terakhir dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2010 pekan lalu yang berada di kisaran US$ 1,421/Oz.  Hal ini bisa menyakitkan bagi yang mulai terjun di emas ini pada periode harga tinggi sampai akhir tahun lalu. Itulah sebabnya di situs ini selalu kami sajikan trend jangka pendek sampai jangka panjang,  mulai dari 24 jam (sehari semalam), sepekan, sebulan, setahun sampai 10 tahun.

Maksud dari grafik-grafik tersebut adalah agar pengguna Dinar dapat melihat kinerja nya dalam time horizon yang bervariasi. Grafik harian sampai grafik tahunan bersifat dinamis – real time ; sedangkan grafik 10 tahunan-an diambil rata-rata tahunan untuk masing-masing tahun – inipun bergerak dinamis karena tahun terakhir (pasti belum genap setahun) angkanya akan terus berubah.

Apa pentingnya memahami time horizon ini kaitannya dengan keputusan Anda untuk memasukkan emas dalam portfolio investasi Anda ?. Berikut penjelasannya :

Bila uang yang Anda investasikan tersebut akan diperlukan kurang dari setahun lagi, maka investasi emas akan cukup berisiko rugi . Grafik pertama berikut adalah contohnya.
 
Contoh Trend Setahun...
Contoh Trend Setahun...
Peluang rugi ini akan menjadi lebih besar lagi kalau uang tersebut lebih cepat lagi akan digunakan – misalnya 6 bulan seperti dalam contoh grafik kedua di bawah.

Enam Bulan
Contoh Trend 6 Bulan...
Fungsi investasi dan proteksi nilai atas tabungan emas yang merupakan hasil jerih payah Anda, baru akan terasa efektifitasnya – dan kecil kemungkinannya untuk rugi - bila time horizon Anda relatif panjang misalnya 3 tahun seperti dalam contoh grafik ketiga dibawah.

Tiga Tahun
Contoh Trend 3 tahun...
 
Emas benar-benar terbukti ampuh dalam memberikan proteksi nilai – sekaligus juga investasi yang sangat menarik bila time horizon Anda benar-benar panjang – misalnya 10 tahun seperti pada contoh grafik ke 4 dibawah.

Sepuluh Tahun
Contoh Trend 10 Tahun...
 
Jadi dari gerakan harga emas 10 tahun terakhir yang saya sajikan dalam empat grafik tersebut diatas, emas atau Dinar akan cocok untuk instrumen investasi dan proteksi nilai yang terkait dengan biaya sekolah anak-anak sampai lulus perguruan tinggi , biaya pergi haji yang kini antriannya semakin panjang, biaya pemeliharaan kesehatan di hari tua, perencanaa pensiun dan kebutuhan lain yang bersifat jangka panjang.

Sebaliknya emas atau Dinar tidak kita rekomendasikan untuk spekulasi jangka pendek yang time horizon-nya kurang dari 12 bulan.

Sabtu, 01 Januari 2011

Harga Emas/Dinar : 2010 Review & 2011 Outlook

Harga Emas/Dinar : 2010 Review & 2011 Outlook PDF Print E-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Sabtu, 01 January 2011 09:04
2010 baru saja berlalu dan kini kita melangkah ke 2011. Bagi yang mempersepsikan emas atau Dinar sebagai investasi, 2010 adalah tahun yang menggembirakan karena emas atau Dinar mengalami appresiasi nilai sekitar 23 % dalam Rupiah atau sekitar 3.5 kali hasil deposito atau tabungan. Akhir tahun 2009 lalu harga Dinar ditutup di angka Rp 1,444,040  sedangkan akhir tahun 2010 Dinar ditutup pada harga Rp 1,777,760,-. Dalam US$ kenaikan ini lebih menyolok lagi karena harga emas Dunia akhir 2009 adalah US$ 1,087.50 sedangkan akhir 2010 harga emas ini ditutup pada angka US$ 1,421.60 atau mengalami peningkatan sekitar 30%.

Diantara penyebab kenaikan harga emas dunia tersebut yang bersifat sangat fundamental adalah apa yang dilakukan oleh bank central-nya Amerika atau the Fed, dengan perilaku kontroversialnya dalam mencetak uang dari awang-awang atau yang disebut quantitative easing. Kenaikan harga emas 2010 masih terkait langsung dengan dampak quantitative easing 1 yang dilakukan Amerika sejak November 2008. Saat itu mereka mulai ‘mencetak uang’ US$ 600 milyar untuk membeli apa yang disebut Mortgage-Backed Securities (MBS) dan berbagai bentuk surat hutang lainnya, namun karena kompleksitas problem negeri itu angka ini menggelembung sampai US$ 2.1 trilyun pertengahan tahun 2010.

Angka yang US$ 2.1 trilyun tersebut seharusnya menurun bila ekonomi negeri itu berhasil dipulihkan, namun kenyataannya kemudian di bulan November 2010 the Fed-nya negeri itu mengumumkan lagi akan dilakukannya quantitative easing 2  yang akan diimplementasikan hingga pertengahan 2011. Belajar dari quantitative easing 1 yang dampaknya terhadap kenaikan harga emas berlanjut sampai 2 tahun kemudian, maka dampak dari implementasi quantitative easing 2 juga sangat mungkin akan mendongkrak harga emas di tahun 2011 atau bahkan sampai 2012 nanti.

Jadi penyebab utama yang menjadikan harga emas melonjak sampai 30% dalam US$ tahun 2010, juga masih ada disana di tahun 2011. Apakah dampaknya akan sekuat quantitative easing 1 ?, waktu nanti yang akan menjawabnya. Namun ketika quantitative easing 1 diputuskan November 2008, tahun berikutnya (2009) harga emas dalam US$ naik 25%, dan tahun berikutnya lagi (2010) naik hingga 30%. Itulah sebabnya ketika saya membuat Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011 dengan menggunakan statitstik 10 tahun dan 40 tahun, saya beri catatan khusus bahwa estimasi tersebut tidak memasukkan dampak dari quantitative easing 2 tersebut diatas.

Jadi kalau di estimasi konservatif harga emas di akhir tahun 2011 ini saya prediksikan di kisaran US$ 1,500/Oz s/d US$ 1,600,-/Oz, maka estimasi optimis-nya bila kita belajar dari dampak quantitative easing 1,  harga emas bisa saja mencapai US$ 1,780/Oz di tahun 2011 dan US$ 2,300/Oz di tahun 2012.

Lantas bagaimana dengan harga emas atau Dinar dalam Rupiah ?. Kenaikan harga emas atau Dinar dalam Rupiah tahun 2010 yang tidak setinggi kenaikanya dalam US$ adalah karena factor penguatan Rupiah terhadap US$.  Bila kurs rata-rata bulanan Desember 2009 adalah Rp 9,454/US$ , Desember 2010 ini rata-ratanya adalah Rp 9,024/US$ atau mengalami penguatan 4.5%.

Penguatan yang sama tidak bisa kita harapkan untuk tahun 2011 ini karena akan menurunkan daya saing ekspor kita, sebaliknya kecenderungan melemah ke kisaran angka tahun sebelumnya (2009) atau di angka Rp 9,400-an lebih memungkinkan bila negeri ini ingin terus menjaga surplus di neraca perdagangannya.

Maka bila faktor quantitative easing 2 dan sedikit pelemahan Rupiah ini yang kita gabungkan untuk membuat estimasi optimis harga emas atau Dinar dalam Rupiah,  harga emas dalam Rupiah akan mencapai kisaran Rp 540,000/gram di tahun 2011 dan Rp 700,000/gram di tahun 2012. Dengan asumsi yang sama maka Dinar akan berada di kisaran Rp 2,300,000,- tahun 2011 dan Rp 3,000,000 tahun 2012.

Sebagaimana yang sering saya ungkapkan di situs ini, tidak ada seorang-pun yang bisa tahu apa yang akan terjadi. Jadi estimasi saya baik yang konservatif maupun yang optimistis bisa saja keduanya salah. Wa Allahu A’lam.