Contact

Rizky maulana / Sofi Pujiastuti

telp 08112240196 / 081320140019

email Rizfajzan @ gmail

twitter follow@AlfabbyRizky

Pasar Soreang Blok I & II E ( Hj Wewen ) Soreang Bandung

No Rek 13000 - 1122 - 4030 Bank mandiri Cab Soreang - Bandung

Hari kerja Senin - Jum'at ( kecuali hari Libur Nasional)

Jam kerja 08.00 - 16.00 WIB

Rabu, 25 November 2009

Exchange Rate Chaos : Setinggi Apa Harga Emas Nantinya…?
PDF
Print
E-mail
Written by Muhaimin Iqbal   
Currency Rate
Hari-hari ini para pelaku bisnis banyak membicarakan potensi terjadinya kekacauan nilai mata uang dunia. Kemarin bahkan ekonom senior OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)  Jorgen Elmeskov mengakui bahwa OECD tidak menepis risiko akan terjadinya kekacauan nilai tukar mata uang ini karena timpangnya ekonomi dunia saat ini.

Melalui tulisan saya lebih sebulan lalu, tepatnya tulisan tanggal 14 Oktober 2009 dengan judul Tinggalkan Dollar Selagi Sempat; saya juga sudah mengingatkan masalah ini. Di tulisan saya sebulan lalu tersebut saya juga menulis “Dari tahun ketahun berbagai tingkat pejabat tinggi Amerika sampai presidennya sendiri riwa-riwi ke China; Apa misinya ?”;  benar saja – meskipun saya tidak tahu jadwal Presiden Amerika ketika saya menulis tersebut ! – sebulan kemudian (minggu ini) Presiden Amerika bener-bener berkunjung ke China.

Misinya-pun tepat seperti yang saya tulis tersebut, yaitu membujuk pemimpin China agar uang Renminbi China (lebih dikenal dengan Yuan) dijaga pada nilai yang tinggi – atau dengan kata lain agar US$ terus menurun nilai tukarnya terhadap China.

Seperti juga pemimpin-pemimpin Amerika sebelumnya, nampaknya Obama kali inipun harus kecewa atas jawaban China.  Para pemimpin China akan lebih memilih mempertahankan lapangan kerja bagi ratusan juta penduduknya sendiri ketimbang membantu sekutunya sekalipun.



Karena Amerika menginginkan nilai tukar mata uangnya rendah untuk kepentingan ekonomi dalam negerinya; China juga berkepentingan yang sama (demikian pula negara-negara lain) – maka yang terjadi adalah seperti yang saya tulis dalam Tukang Cukur dan Uang Kertas yaitu banting-bantingan dalam nilai mata uang kertas – dan akhirnya akan terjadi apa yang disebut Exchange Rate Chaos.

Persiapan apa yang bisa Anda lakukan untuk mengadapi Exchange Rate Chaos ini ? Silahkan kunjungi situsnya TV business kenamaan CNBC atau klik disini. Anda akan bisa melihat langsung penjelasan ahlinya tentang masalah ini. Nara sumber dalam acara tersebut adalah Jim Rickards, senior managing director of market intelligence dari Omnis; jadi nara sumber yang competent untuk bidangnya ini.

Apa saran Jim Rickards bagi para investor untuk menghadapi masalah ini ?, jauhi currency trade ( bahasa saya jauhi Dollar dan sejenisnya !) , dan belilah emas (tentu juga Dinar). Alasan dia adalah harga emas tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter, harga emas merupakan hasil dari mekanisme fundamental pasar  sesuai hukum permintaan dan penawaran.

Yang menarik dari si Jim Rickards ini adalah analisa berikutnya yang saya terjemahkan langsung dari bahasa dia sebagai berikut : “Sangat sedikit orang yang berpikir bahwa emas adalah uang, bila Anda berpikir bahwa emas adalah uang – maka tingkat harganya akan berkisar antara US$ 4,000 sampai US$ 11,000 per ounce – inilah harga emas yang wajar untuk mengimbangi supply uang”.

Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa pada saat harga emas menginjak US$ 4,000/ounce atau hampir 4 kali dari harga sekarang, maka ini berarti US$ sudah terdevaluasi 75 %-nya.  Tanpa berpikir bahwa emas adalah uang saja, menurutnya harga emas untuk tahun depan sudah akan mencapai US$ 2,000/ounce tanpa susah payah (without breaking a sweat).

Jadi harga emas memang tinggi sekarang; tetapi tingginya harga emas sekarang belum apa-apa bila dibandingkan dengan apa yang mungkin akan terjadi seperti analisa ahli market intelligence tersebut diatas.

Meskipun menurut saya sendiri analisa Jim ini agak berlebihan, tetapi bukannya tidak mungkin terjadi – karena per pagi ini saja harga emas internasional  berdasarkan data kitco.com telah naik 55% dibandingkan dengan harga setahun yang lalu !. Wa Allahu A’lam.

Rabu, 18 November 2009

Gold Reserve : Mereka Mungkin Tahu Yang Dilakukannya, Sedangkan Kita…?

Written by Muhaimin Iqbal   
Wednesday, 18 November 2009 06:56

Saya punya dua ponakan laki-laki yang usianya hampir sebaya 3 dan 4 tahun yang lagi lucu-lucunya. Tidak hanya lucu, anak-anak ini rupanya juga cerdas. Karena selisih umur yang sangat dekat ini, mereka suka sekali berantem berebut mainan.


Rupanya si kecil yang 3 tahun mempunyai kecerdasan yang melebihi usianya; untuk mengelabui kakaknya yang lebih tua – agar tidak merebut mainannya – dengan idenya sendiri si kecil suka berkata  “jelek…jelek…jelek…” pada mainan yang lagi dimainkannya dengan asyik. Maka si kakak menduga bahwa mainan tersebut memang jelek dan tidak tertarik untuk merebutnya.


Dari memahami permainan ponakan saya tersebut, saya tersentak dengan data cadangan emas negara-negara besar dunia.  Rupanya ‘permainan’ inilah yang dimainkan negara-negara besar Dunia terhadap emas. Mereka melalui jalur IMF, melarang penggunaan emas sebagai referensi mata uang dan bahkan mengawasi perdagangannya secara ketat. Mereka juga rajin ‘mencitrakan’ emas sebagai hal yang buruk.

Saking besar pengaruh mereka ini, sampai-sampai otoritas pasar modal kita pun sempat beberapa tahun lalu ikut-ikutan memojokkan investasi emas dengan membuat citra buruk tentang investasi emas. Dalam iklannya mereka menggambarkan seorang ibu yang serakah dengan tumpukan emas di gelangnya kemudian  nyengir memamerkan gigi emasnya pula.


Nampaknya negara-negara besar dunia, sedang mempraktekkan ilmu yang sama dengan yang dimiliki ponakan saya yang 3 tahun tersebut diatas. Mereka senang mengatakan “jelek…jelek…jelek” pada investasi emas. Padahal mereka sendiri asyik mengamankan cadangan kekayaannya dalam bentuk emas.


Ton 10 negara dalam hal cadangan emas mayoritas adalah negara-negara barat yang suka mengkampanyekan bahwa emas adalah hal yang jelek untuk uang maupun untuk investasi. Negara yang sadar bahwa mereka selama ini ‘tertipu’ dengan pencitraan buruk emas – pun segera mengejarnya; hal ini misalnya dilakukan oleh China beberapa tahun terakhir dan India baru-baru ini.


Bukan hanya dari sisi kwantitif yang besar - karena rata-rata mereka memang negara besar, secara persentase terhadap total reserve mereka – cadangan emas mereka juga sangat besar. Amerika mencapai 77%, Perancis mendekati 71 %, Jerman mendekati 70 % , Italy mendekati 67% dan Belanda mendekati 60%. Bila di rata-rata dari top 10 tersebut, maka cadangan emas rata-rata mereka adalah 38.5 % dari total reserve-nya.


Lantas dimana kita dan negara-negara dengan penduduk mayoritas  Islam lainnya ?; meskipun bagian dari syariat kita membutuhkan uang emas (Dinar) misalnya untuk menentukan nishab zakat, hukum potong tangan, uang darah (diyat) dlsb.; tidak satu-pun negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti Indonesia memiliki cadangan emas yang memadai.


Indonesia misalnya; di bank sentral kita – Bank Indonesia – kita hanya memiliki cadangan emas sebesar 2,347,046.31 troy ounce atau sekitar 73 ton per akhir tahun lalu sesuai data BI di laporan tahunan tahun buku 2008. Dengan tingkat harga saat ini US$ 1,140/oz ; maka cadangan emas kita ini hanya bernilai US$ 2.68 Milyar, atau sekitar 4.15% dari cadangan devisa terakhir yang berada pada kisaran 64.5 milyar. Trend cadangan emas kita di BI juga bukannya naik, malah turun.


Setelah seperempat abad bertengger pada posisi di kisaran 96 ton, sekarang tinggal 73 ton atau turun 24 % dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini. Kemana perginya emas kita tersebut ? menurut laporan BI tahun buku 2006, sebagian emas kita tersebut di lego untuk mempercepat pelunasan hutang kita ke IMF !.


Jadi terserah kita sekarang….; ponakan saya yang usia 4 tahun saja, kini tidak mempan lagi dikibuli adiknya yang berkata “jelek…jelek…jelek” pada mainannya; masya kita tetap akan membiarkan pasar emas dunia dikuasai mereka yang sambil memojokkan citra emas, mereka mengumpulkannya dari tangan bangsa-bangsa lain yang lalai mengamankan asset riil-nya. Kalau toh otoritas kita tidak mengamankan asset riil bangsa ini,  masya kita sebagai pribadi juga tidak mengamankan asset kita sendiri ?. Wa Allahu A’lam.

Pilihan Investasi : Tanah Atau Dinar...?

Tulisan ini untuk me-respon banyaknya permintaan pembaca yang meminta saya membandingkan pilihan investasi apakah lebih baik investasi di tanah atau Dinar. Keduanya memiliki kesamaan yaitu harga yang memiliki trend naik dari waktu ke waktu. Keduanya juga bersifat proteksi nilai, artinya ketika nilai mata uang hancur karena inflasi – harga tanah atau Dinar akan otomatis naik.
Bedanya adalah kalau Dinar naik turunnya bersifat responsive bergerak setiap detik mengikuti pergerakan harga emas dunia yang dipengaruhi oleh sekian banyak isu-isu ekonomi. Kenaikan harga tanah secara umum  bersifat gradual – tidak fluktuatif, tidak dipengaruhi secara langsung oleh isu-isu ekonomi sesaat.
Bedanya lagi, trend naik turunnya harga Dinar berlaku universal artinya kalau harga emas dunia naik secara umum kenaikan ini berlaku pula untuk harga Dinar di seluruh dunia – demikian pula sebaliknya bila harga turun. Tanah tidak demikian, di satu negara saja – harga tanah bisa sangat bervariasi kemungkinan naiknya. Jadi selain tingkat inflasi, lokasi juga sangat menentukan untuk tanah.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan investasi tanah dibandingkan Dinar :

1.     Kenaikan harganya cenderung linier, tidak berfluktuasi.
2.     Untuk lokasi yang prima, bisa naik lebih tinggi dari harga Dinar.
3.     Supply bersifat fix (tidak mungkin tumbuh) sementara demand terus tumbuh.
4.     Bisa diproduktifkan dan memberi hasil lebih dari sekedar investasi tanahnya.

Kelemahan investasi tanah dibandingkan Dinar :
1.     Tidak terlalu likwid, belum tentu bisa jadi uang pada saat dibutuhkan.
2.     Bila salah pilih lokasi, harga akan lamban naik.
3.     Tidak ada standard harga.
4.     Bila tidak diproduktif-kan akan cenderung menjadi beban (pajak, perawatan, penjagaan dlsb).

Kelebihan investasi Dinar dibandingkan tanah :
1.     Dinar sangat likwid, bisa jadi uang kapan saja dibutuhkan.
2.     Harga Dinar yang relatif standard dan trasparan karena mengikuti perkembangan harga emas dunia.
3.     Relatif tidak ada biaya investasi yang dibutuhkan ( seperti kalau di tanah biaya jual beli, notaris, perawatan dlsb).
4.     Mudah dijual belikan dalam pecahan-pecahan kecil sesuai dengan kebutuhan.

Kelemahan investasi Dinar dibandingkan dengan tanah:
1.     Jangka pendek bisa saja rugi ketika fluktuasi harga lagi menurun.
2.     Kemungkinan diproduktifkannya lebih rendah ketimbang tanah.
3.     Risiko menyimpannya lebih tinggi dari risiko tanah.
4.     Memerlukan pemahaman investasi yang lebih tinggi ketimbang tanah.

Dengan perbandingan tersebut diatas, Anda bisa memilih sendiri mana yang lebih sesuai untuk Anda. Bila Anda yakin keuangan Anda tidak masalah dalam periode investasi, dan juga yakin bisa memproduktifkan investasi tanah Anda – maka pilihan investasi tanah insyaallah akan lebih baik.

Sebaliknya bila ada kemungkinan Anda membutuhkan dana investasi kapan saja selama periode investasi, dan Anda tidak juga yakin bisa memproduktifkan atau menjual tanah Anda pada waktu dibutuhkan – maka investasi Dinar akan lebih aman untuk Anda. Wa Allahu A’lam.

Senin, 09 November 2009

Dinar Untuk Perencanaan Haji : Lebih Murah, Lebih Nyaman…

Ibadah haji dari waktu ke waktu punya tantangannya sendiri, tidak mudah, berat dan mahal.

Bila pada zaman kakek nenek dahulu tantangannya adalah transport yang bisa memakan waktu berbulan-bulan dan ketidak amanan dalam perjalanannya; saat ini transport banyak dan cepat – namun Anda belum tentu bisa melaksanakan ibadah haji pada waktu yang Anda rencanakan.

Kemudahan dan kecepatan transportasi haji ini ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu membludaknya umat muslimin dunia yang (ingin) melaksanakan haji setiap tahunnya. Dampaknya bisa diduga, yaitu keterbatasan daya tampung jamaah haji di Mekah, Arafah, Mina dan juga Madinah.


Karena keterbatasan daya tampung inilah yang menjadikan setiap Negara di jatah (Quota) jumlah orang yang bisa pergi haji setiap tahunnya. Jadi kalu toh Anda berniat pergi haji sekarang, belum tentu Anda memperoleh kesempatan pada bulan haji yang akan datang - bisa jadi kesempatan Anda baru datang 3 – 5 tahun yang akan datang.

Karena kesempatan haji Anda yang mungkin masih beberapa tahun yang Akan datang ini, maka berapa dana yang akan Anda siapkan agar pada waktu kesempatan itu datang – dana Anda benar-benar cukup ? Inilah masalahnya.

Komponen biaya haji yang utama adalah mata uang asing yaitu US$ untuk tiket pesawatnya dan Saudi Riyal untuk biaya hidup selama di sana. Karena uang kita Rupiah, maka perencanaan ibadah haji menggunakan uang Rupiah mempunyai setidaknya dua ketidak pastian – yaitu faktor inflasi dan faktor nilai tukar.

Karena dua faktor inilah maka biaya ibadah haji kita dalam Rupiah memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ketahun. Apalagi pada tahun dimana Rupiah mengalamai penurunan nilai yang tajam terhadap US Dollar dan Riyal seperti tahun ini, kenaikan biaya haji dalam Rupiah bisa sangat significant.

Namun Anda tidak perlu kawatir sekarang; berdasarkan statistik 10 tahun terakhir, biaya haji dalam Dinar ternyata terus menerus mengalami penurunan. Bila ONH biasa tahun 2000 sekitar 70 Dinar, maka tahun ini hanya sekitar 21 Dinar saja atau mengalami penurunan rata-rata 12% per tahun.

Apabila trend ini terus berlanjut, Anda bisa pergi haji hanya dengan 10 Dinar saja pada tahun 2015 – atau ONH plus hanya dengan sekitar 20 Dinar saja.

Jadi dengan Dinar - mata uang emas yang daya belinya tidak pernah rusak oleh inflasi maupun faktor nilai tukar, perencanaan haji Anda menjadi jauh lebih aman.

Ambil contoh misalnya kalau Anda mau mulai serius merencakan haji Anda dalam rentang 5 tahun yang akan datang, maka relatif aman bila untuk ONH biasa Anda cadangkan 20 Dinar saja. Artinya kalau Anda tabung 1 Dinar per bulan saja, insyaallah nggak sampai 2 tahun dana untuk membayar ONH sudah akan cukup.

Sangat bisa jadi 20 Dinar yang Anda kumpulkan tersebut pada waktunya lebih dari cukup untuk membayar ONH biasa – bila kesempatan datang 3 – 6 tahun yang akan datang. Dalam hal ini Anda bisa meng-upgrade ONH Anda menjadi ONH plus.

Jadi bila Anda rencanakan ibadah haji Anda dengan Dinar; selain kecukupan dana lebih terjamin, juga sangat berpeluang Anda dapat meng-upgrade perjalanan haji Anda dengan yang lebih nyaman ONH plus.

Insyaallah kami daeri GeraiDinar.Com akan mulai bicara intensif dengan para penyelenggara perjalanan haji ini – khususnya ONH plus, untuk mulai menawarkan kerjasama perencanaan haji dengan berbasis Dinar.

Mudah-mudahan Allah memudahkan rencana ini.

Rabu, 04 November 2009

Sebagai Instrumen Investasi, Dinar Hanya Di Peringkat Ke Dua Setelah...

Islam mengajarkan kita untuk selalu jurjur, termasuk ketika kita berdagang. apabila barang dagangan kita cacat atau ada kelemahanpun kita harus memberi tahu ke pembeli atau memudahkan pembeli untuk mengetahui cacat/kelemahan barang dagangan tersebut.

Anda mungkin merasa ini Aneh, karena setiap penjual kecap akan selalu mempromosikan kecapnya sebagai no 1 (yang terbaik) - penjual apapun juga demikian - lihat misalnya di persaingan iklan operator telepon seluler - masing-masing mengklaim dirinya yang terbaik, padahal mereka semua tahu persis bahwa yang no 1 mestinya ya hanya 1, lainnya pasti no 2, 3 
 
konteks memperkenalkan jualan yang jujur inilah, dari awal kita ingin memperkenalkan bahwa Dinar sebagai alat investasi hanya menduduki Peringkat 2. Anda kaget ?, begitulah realitanya. Betul bahwa dalam 40 tahun terakhir Dinar atau emas mengalami appresiasi nilai rata-rata 28.73% per tahun terhadap Rupiah; terhadap US$ rata-rata peningkatan nilai 10.12%/tahun dalam kurun waktu yang sama - khusus tahun ini per hari ini (25/12/2007) Dinar/emas mengalami peningkatan nilai 30.10 % dibandingkan nilai Dinar/emas setahun yang lalu. Appresiasi ini tentu sangat jauh dibandingkan dengan hasil deposito Rupiah (rata-rata hanya 7- 6 % bersih pertahun) maupun Dollar (3- 4 % bersih pertahun); namun tetap ada investasi lain yang lebih menarik dari Dinar/emas - apa itu ?.


Investasi yang paling menarik adalah usaha/perdagangan yang berjalan baik. Ambil contoh Anda memiliki usaha perdagangan dengan modal 100 Dinar, setiap minggu Anda berhasil mendapatkan keuntungan 1 % saja dari modal atau 1 Dinar, maka dalam setahun uang Anda telah menjadi 167 Dinar atau peningkatan nilai 67% - mengapa demikian ? , karena setahun ada 52 minggu ditambah efek compound dari hasil yang diinvestasikan kembali.

Meskipun usaha/perdagangan yang berhasil merupakan investasi no 1, Ada prasyarat untuk ini yaitu Anda harus sangat menguasai bisnis atau perdagangan Anda. hal ini menuntut banyak hal mulai dari pengetahuan, pengalaman, disiplin diri, kontrol disamping modal itu sendiri.

Kalau Anda tidak memiliki salah satunya maka Islam memberi banyak solusi. Kalau Anda hanya punya modal tetapi tidak memiliki keahlian berusaha, maka Anda dapat menjadi shahibul mal dan mencari mudharib yang bisa menjalankan usaha yang Anda minati. Kalau Anda hanya memiliki keahlian tetapi tidak memiliki modal, maka Anda dapat menjadi mudharib dan mencari shahibul mal yang sesuai dengan keahlian Anda. Kalau Anda memiliki modal dan keahlian tetapi merasa dua hal ini tidak memadai, maka Anda dapat mencari mitra untuk bersyarikah. Intinya tidak ada alasan untuk tidak mulai merintis usaha.

Ada langkah yang sangat aman dalam merintis usaha ini, dan inilah yang kita lakukan di Gerai Dinar; yaitu menjadikan usaha kita berbasis Dinar. Kita sadari bahwa Dinar hanya no 2 sebagai investasi, dan usahalah/perdagangan sektor riil-lah yang no 1; namun dengan menggunakan Dinar sebagai basis usaha kita (sebaga1 unit account & penyimpan nilai stock) - maka seburuk-buruk hasil usaha ini adalah masih no 2. Ibarat di pertandingan final, juara 2 sudah kepegang - tinggal berjuang keras sedapat mungkin menjadi juara 1 tentunya.

Lebih dari itu Dinar bukan hanya sebagai alat investasi; perpindahan Anda dari uang kertas ke uang Riil berupa Dinar dan Dirham adalah perpindahan dari timbangan yang tidak adil ke timbangan yang Adil. Apapun hasil investasi Anda, jangan menoleh kebelakang kembali atau membandingkan hasil usaha Anda ke timbangan/ukuran yang tidak adil (uang fiat/uang kertas) tersebut. Wallahu a'lam bis showab