Contact

Rizky maulana / Sofi Pujiastuti

telp 08112240196 / 081320140019

email Rizfajzan @ gmail

twitter follow@AlfabbyRizky

Pasar Soreang Blok I & II E ( Hj Wewen ) Soreang Bandung

No Rek 13000 - 1122 - 4030 Bank mandiri Cab Soreang - Bandung

Hari kerja Senin - Jum'at ( kecuali hari Libur Nasional)

Jam kerja 08.00 - 16.00 WIB

Selasa, 27 November 2012

The Preppers…


The Preppers…

Ada sekelompok masyarakat di Amerika Serikat yang meyakini bahwa ‘kiamat’ (dalam persepsi mereka) akan segera terjadi. Mereka melakukan segala macam persiapan dari mulai makanan kaleng sampai bunker bawah tanah. Bahkan kini mulai banyak situs-situs internet yang memunculkan berbagai produk untuk menyongsong hari ‘kiamat’ ini.  Kelompok masyarakat yang mempersiapkan diri menghadapi hari ‘kiamat’ ini menyebut dirinya The Preppers.

Yang menarik adalah penyebab ‘kiamat’ yang mereka antisipasi untuk menghadapinya itu. Dari sejumlah penyebab seperti perang nuklir, aksi terrorism, krisis minyak sampai jatuhnya nilai Dollar Amerika – penyebab terakhir ini yang sangat banyak diyakini akan menjadi ‘kiamat’ di Amerika yang paling dekat.

Mengapa mereka meyakini bahwa Dollar Amerika akan mudah sekali jatuh dan bisa terjadi kapan saja ? Mereka punya alasan antara lain karena Amerika berhutang begitu besar ke dua negara ‘ musuh bebuyutan’-nya yaitu China dan Jepang.

Secara historis Amerika yang berideologi kapitalis berseberangan dengan ideologi China yang komunis, perang ideologi itu kini terwujudkan dalam perang dagang antara keduanya dan perang mata uang. Cilakanya China memegang kartu truf Amerika yaitu berupa hutang Amerika yang mencapai US$ 1.15 trilyun terhadap China. Di mata para preppers , begitu China menarik piutangnya ini kapan saja – akan langsung terjadi ‘kiamat’ di Amerika.

Bila China tidak melakukannya, ancaman kedua bisa datang dari Jepang yang pernah diluluh lantakkan Amerika pada Perang Dunia ke II, saat itu kaisar Jepang dihinakan untuk bertekuk lutut dihadapan jendral perang Amerika. Negeri Jepang itu kini juga memegang kartu truf Amerika, Jepang merupakan kreditor kedua terbesar Amerika dengan nilai pinjaman mencapai US$ 1.12 trilyun. Sama dengan China, Jepang juga mampu membuat ‘kiamat’ di Amerika bila Jepang menarik pelatuk piutangnya kapan saja.

Sama dengan the Preppers, kita umat Islam juga meyakini bahwa kiamat yang sesungguhnya bisa terjadi kapan saja. Hanya banyak sekali perbedaan mendasar antara The Preppers dengan kita.

Bila para preppers di Amerika bersusah payah menyusun Handbook for the Preparedness-nya mereka sendiri yang bolong disana-sini, kita beruntung sudah disiapkan dua pegangan yang akan menyiapkan kita menghadapi hari akhir itu.  Karena yang membuat adalah Yang Maha Tahu langsung (Al-Qur’an) atau melalui wahyuNya yang kemudian diucapkan atau dilaksanakan oleh RasulNya (Sunnah), maka pegangan kita tersebut menjadi sempurna tanpa cela.

Perbedaan lain adalah ketika para preppers melakukan persiapannya dengan penuh kepanikan – karena mereka akan menghadapi sesuatu yang amat sangat buruk, kita umat ini menghadapinya dengan rasa optimis.

Bagaimana umat Islam di jaman ini bisa dengan optimis menghadapi scenario hari akhir itu ?  karena antara lain adalah dunia belum akan kiamat sebelum bumi ini bisa kita subur makmurkan sekali lagi .

"Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia idak mendapatkan seorangpun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).

Bahkan ketika rangkaian peristiwa kiamat sudah mulai dan di tangan kita masih memegang benih pohon, kitapun masih diperintahkan untuk menanamnya.

Perbedaan yang lain adalah  The Preppers menyiapkan dirinya untuk sendirian siap menghadapi ‘kiamat’ yang mereka takutkan, bahkan di tayangan National Geographic beberapa hari lalu saya menyaksikan bagaimana mereka bersiap dengan segala macam senjata – untuk memproteksi diri dari jarahan orang lain yang tidak siap.

Sebaliknya kita, persiapan menghadapi kiamat yang sesungguhnya itu justru memperbanyak amal kebajikan yang manfaatnya bisa dinikmati oleh orang lain. Kita berusaha keras untuk menjadi pasukan Allah yang menyuburkan kembali bumi, menanam pohon – tanpa harus berfikir siapa nanti yang menikmatinya.

Dari perbedaan sikap dalam menghadapi krisis yang sangat besar seperti ‘kiamat’ ini saja, sebenarnya dunia sudah bisa memilih – siapa yang pantas menjadi pemimpin dunia itu ! mereka yang kapitalis individualistis – yang hanya memikirikan dirinya sendiri atau kelompoknya, atau umat yang rahmatan lil alamain – yang berjuang keras memakmurkan bumi untuk mempertahankan kehidupan bagi seluruh penghuninya, tanpa melihat batasan negara, bangsa dan bahkan agama. InsyaAllah.

Bukti Bahwa Uang Kertas Itu Memiskinkan Dunia…


Bukti Bahwa Uang Kertas Itu Memiskinkan Dunia…

Konon ada kekuatan di dunia ini yang menghendaki mayoritas umat manusia itu harus miskin dan membiarkan segelintir orang saja yang bisa kaya, maka kekuatan itu telah berhasil mengimplementasikan strateginya dengan sangat baik dalam setengah abad terakhir. Strategi yang digunakan tersebut adalah – apa yang sangat digemari umumnya manusia, yaitu uang kertas ! berikut buktinya.

Untuk bisa memahami apakah manusia didunia tambah makmur atau tambah miskin, pertama kita harus menyepakati dahulu tolok ukurnya. Bila tolok ukurnya yang digunakan adalah uang kertas – yaitu yang digunakan di dunia saat ini, maka betul seolah telah terjadi lompatan kemakmuran di dunia.

GDP per capita masyarakat di dunia telah melonjak dari US$ 2,756 tahun 1950, menjadi US$ 11,071 tahun 2011 lalu. Ini rata-rata dunia, rata-rata Indonesia masih kurang dari 1/3 rata-rata dunia atau di kisaran US$ 3,250 tahun 2011. Fokus tulisan kali ini adalah masyarakat dunia karena untuk masyarakat Indonesia sudah saya buat tulisannya melalui tulisan tanggal 31/10/2012 dengan judul “Arti Kemamuran di System Dajjal”.

Masalahnya adalah ketika tahun 1950 rata-rata orang di dunia bisa membeli 581 ekor kambing dari pendapatan per tahunnya, kemudian tahun 2011 hanya mampu membeli kurang dari 1/10-nya yaitu hanya mampu membeli  52 ekor kambing dari pendapatan per tahunnya – apa bisa dikatakan mereka tambah makmur ? tentu tidak, malah yang sebaliknya yang terjadi – rata-rata mereka bertambah miskin !.

Penglihatan itu semakin jelas manakala kita sandingkan antara kacamata Dollar dengan kacamata Dinar – saya gunakan Dinar karena harga emas datanya tersedia selama dua abad terakhir, sedangkan harga kambing kurang lebih mengikuti harga emas ini selama lebih dari 1400-tahun.

Saya selalu ingin menyandingkan Dinar dengan kambing ini, supaya orang tidak berargumen bahwa telah terjadi bubble yang tidak wajar di harga emas. 1 Dinar tetap hanya cukup untuk membeli seekor kambing besar, tidak cukup untuk membeli sapi atau unta. Dia juga tidak turun sehingga hanya cukup untuk membeli sate, membeli ayam atau telur – sebagaimana yang terjadi pada uang kertas.

Sekarang perhatikan pada grafik disamping yang menggambarkan bagaimana kinerja pendapatan penduduk dunia sejak tahun 1950. Saya tarik ke tahun 1950 supaya Anda bisa melihat – bahwa pasca Perang Dunia II sampai tahun 1970 memang terjadi peningkatan kemakmuran di dunia – baik dari kacamata Dollar maupun kacamata Dinar.

Tetapi mulai tahun 1971 ketika Amerika mulai mengingkari perjanjian yang dipimpinnya sendiri – perjanjian Breton Woods , dimana semua uang yang kertas seharusnya dikaitkan dengan emas tetapi mulai tahun 1971 uang kertas tidak lagi dikaitkan dengan emas – maka sejak saat itu pulalah kacamata dunia menjadi bias manakala melihat kemakmuran.

Dan siapa yang sengaja membiaskan penglihatan manusia di dunia ini ? bersyukurlah kita semua yang mendapatkan petunjuk langsung dari uswatun hasanah kita Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui sabdanya :Maukah aku beritahukan kepada kalian suatu hal mengenai dajjal ? suatu yang belum pernah dikabarkan oleh seorang nabipun kepada kaumnya : Sesungguhnya dajjal itu buta sebelah matanya, ia datang dengan sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dikatakannya surga berarti itu adalah neraka. Dan sungguh aku memperingatkannya atas kalian sebagaimana Nabi Nuh mengingatkannya atas kaumnya” (HR. Muslim)

Dan siapakah dajjal itu ?, dijawab pula melalui hadits beliau lainnya : “…bahwa ia (dajjal) itu adalah Yahudi…” (HR Muslim).

Dunia yang mengira bahwa selama ini telah teradi pertumbuhan ekonomi – karena diukur dalam US$, ternyata tidak mampu meningkatkan kemakmuran penduduknya kecuali terhadap sedikit orang yang memang dimungkinkan dalam system yang mereka buat.

Bila grafik sebelumnya memperlihatkan pendapatan per capita penduduknya, grafik disamping memperlihatkan Gross World Product yang mencerminkan tingkat pertumbuhan ekonomi dunia, dunia mengira tumbuh padahal susut – lha memang itulah yang dikehendaki dajjal !.

Belajar dari sudut pandang ini, maka dibidang apapun, bukan hanya dari urusan ekonomi, tetapi juga dalam urusan pendidikan, budaya, politik, system hidup, peradaban dst – umat ini memang harus mengembangkan tolok ukurnya sendiri. Jangan terkecoh tolok ukur dajjal yang seolah mengajak penduduk dunia ke surga kemakmuran padalah sesungguhnya mereka telah menjerumuskan penduduk dunia ke neraka kemiskinan.

Kita diajari untuk berlindung dari dajjal, maka selain menghafal sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi – kita juga harus bisa memahaminya dan mengimplementasikannya dalam bentuk perlindungan dari segala system yang mereka paksakan di dunia ini. InsyaAllah kita bisa, insyaAllah !.

Basel Dan Emas…

Basel Dan Emas…

Pada musim dingin di awal tahun 1999 saya naik kereta sekitar satu jam perjalanan dari Zurich ke Basel, sebuah kota kecil yang dingin di Swiss. Meskipun dia adalah kota ke 3 terbesar di Swiss – jumlah penduduknya hanya kurang dari 170,000 orang – tidak lebih dari penduduk satu kecamatan dimana saya tinggal di Depok. Kota kecil yang dingin itu, bisa jadi akan memanaskan keuangan dunia awal tahun 2013 nanti. Apa yang terjadi di sana ?

Di kota kecil Basel ini ada sekelompak orang yang sangat exclusive, sangat rahasia dan sangat perkasa di dunia keuangan. Markas mereka konon di design memiliki perlindungan yang cukup menghadapi perang nuklir sekalipun. Mereka adalah bank sentral-nya bank sentral dunia. Apa yang mereka katakan menjadi kerangka kerjanya bank-bank sentral dunia.

Mereka sangat irit ‘bicara’ , mereka baru ‘bicara’ tiga kali sejak pembentukannya 38 tahun lalu (1974). Tahun 1988 mereka ‘bicara’ tentang Basel I, tahun 2004 mereka ‘bicara’ lagi tentang Basel II dan di tahun 2012 ini mereka ‘bicara’ tengantang Basel III. ‘Pembicaraan’ mereka yang irit inipun cukup membuat perbankan dunia gonjang-ganjing untuk menyesuaikan dengan ‘pembicaraan mereka’.

Karena saya bukan orang bank, saya tidak terlalu tertarik untuk mendalami apa yang mereka ‘bicarakan’ kecuali terhadap satu hal yaitu emas. Pada Basel I dan Basel II mereka sengaja mendiskreditkan emas sebagai asset tingkat III – bukan asset yang sesungguhnya. Kalau dijadikan cadangan hanya dinilai separuh dari harga pasarnya. Saat itu yang dianggap asset tingkat I  atau uang yang sesungguhnya adalah government bond, mortgage backed securities,  cash dan sejenisnya.

Tetapi banyak sekali hal terjadi dalam beberapa tahun terkhir, asset yang semula mereka anggap tingkat I seperti mortgage  - kini banyak yang malah menjadi asset yang sangat beracun (toxic assets). Bahkan banyak pula government bond di negara-negara Eropa yang hancur mendekati nilai sampah (junk). Lantas kemana mereka akan berpaling ?

Kemana lagi kalau bukan emas ?, asset yang mereka coba discredit-kan selama hampir empat dasawarsa terakhir ini ternyata malah berhasil membuktikan dirinya sebagai asset yang tetap perkasa di segala cuaca, mampu melalui krisis demi krisis tanpa kehilangan nilainya yang sesungguhnya.

Maka mereka-pun harus mengakui keperkasaan emas ini dalam pembicaraan mereka terakhir yang disebut Basel III. Basel III yang rencananya mulai diimplementasikan awal 2013 nanti, menempatkan emas pada posisi yang seharusnya yaitu asset tingkat I.

Dengan pengakuan ini, maka sebenarnya secara diam-diam emas telah kembali ke system keuangan dunia, emas menjadi asset yang sesungguhnya dan dapat digunakan sebagai cadangan dengan 100 % nilai pasar.

Apa ini dampaknya ?, bayangkan bila bank-bank sentral dunia mulai berburu emas kembali karena pilihan cadangan mereka yang kini head to head antara bond, mortgage, emas dlsb. Ketika emas dilihat sebagaimana seharusnya, bersaing secara bebas dengan asset-asset yang lainnya – maka dengan mudah emas ini akan menjadi asset yang setidaknya pasti tidak kalah menarik dibandingkan dengan berbagai asset lainnya seperti bond, mortgage dan bahkan dibandingkan dengan cash sekalipun.

Dibuka dengan ‘pembicaraan’ di Basel III ini, dunia toh akhirnya akan mengakui kembali bahwa emas itulah uang yang sesungguhnya. Uang yang mampu mempertahankan nilai ketika yang lain menjadi racun (toxic assets) atau menjadi sampah (junk). Uang yang tahan segala cuaca !.

Maka dari kota kecil yang dingin, sekelompok orang-orang yang dingin dan irit bicara tersebut di atas dengan suka ataupun tidak suka harus mengakui bahwa akses masyarakat pada nilai assets yang sesungguhnya itu tidak bisa mereka setir.  Pengakuan mereka  ini-pun bisa jadi akan ‘memanaskan’ system keuangan dunia dan bisa menjadi pemicu bull market berikutnya untuk kenaikan harga emas di tahun-tahun mendatang. Wa Allahu A’lam.

Jumat, 26 Oktober 2012

Antara Kambing, Dinar dan Inflasi…

Antara Kambing, Dinar dan Inflasi…

Hari seperti ini, satu hari menjelang Iedhul Adha 33 tahun silam harian Suara Merdeka yang terbit di Jawa Tengah menulis : “…Hari Raya Iedhul Adha 1399 H yang akan jatuh tempo hari Rabu  esok tanggal 31-10-1979…seekor kambing semula hanya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu, saat ini sudah mencapai Rp 25 ribu sampai Rp 80 ribu…” (Suara Merdeka, 30 Oktober 1979).

Penasaran dengan data harga kambing qurban 33 tahun silam tersebut, saya langsung mengecek ke data harga Dinar 40 tahun yang pernah saya muat di situs ini dua tahun silam atau tepatnya tanggal 1 November 2010, ternyata harga Dinar rata-rata tahun 1979  tersebut adalah Rp 26,409,-

Artinya harga kambing qurban 33 tahun silam tersebut masih berada di kisaran yang sama dengan harga kambing qurban 1400 tahun silam yaitu di sekitar angka 1 Dinar. Hari-hari ini Dinar berada di sekitar angka Rp 2,260,000,- dan kita tetap bisa membeli seekor kambing qurban kelas pilihan.

Angka-angka tersebut sebenarnya bercerita banyak ke kita, antara lain bahwa uang hakiki yang namanya disebut di Al-Qur’an itu terbukti belum pernah kehilangan daya belinya. Bila orang tidak bisa mempercayai data inflasi – seperti di Amerika sampai muncul Shadow Government Statistics  , maka kita cukup memperhatikan harga kambing atau harga Dinar untuk mengetahui inflasi yang sesungguhnya dialami oleh uang kertas kita.

Kami di Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin - Jonggol menetapkan harga kambing qurban kelas istimewa di angka 1 Dinar atau di kisaran Rp 2,260,000 hari ini. Bila dibandingkan dengan harga kambing Qurban terbaik tahun 1979 di rentang angka Rp 25,000,- s/d Rp 80,000 maka harga sekarang dalam Rupiah mengalami kenaikan antara 28 s/d 90 kalinya. Atau inflasi rata-rata harga kambing per tahun selama 33 tahun terakhir di kisaran angka 11 % s/d 15 % dalam Rupiah. Inflasi dalam Dinar 0 % karena Dinar tetap cukup untuk membeli 1 ekor kambing yang baik untuk qurban !.

Dengan menggunakan Rule 72 yang pernah saya tulis di situs ini, maka harga kambing akan naik menjadi dua kalinya dalam rentang waktu antara 4.8 tahun s/d 6.5 tahun.

Apa artinya angka-angka tersebut di atas dalam investasi dan perencanaan keuangan Anda ? Bila hasil investasi Anda selama ini tidak bisa mencapai rentang angka 11 % s/d 15 % ; atau tidak bisa berlipat dua dalam rentang waktu 4.8 tahun sampai 6.5 tahun , maka kemungkinan besar investasi Anda tersebut berada dibawah angka inflasi yang sesungguhnya. Asset Anda menurun nilai riilnya dan bukannya bertambah.

Hari-hari ini dan juga setahun terakhir nilai emas atau Dinar cenderung rendah, tetapi serendah-rendahnya harga emas dia tidak pernah kehilangan daya belinya. Bila daya belinya terhadap kambing terbukti bertahan selama 1,400 tahun lebih ; terbukti pula bertahan dalam statistik modern 33 tahun lebih – maka tidak ada alasan untuk kita meragukan kemampuan emas atau Dinar mempertahankan daya belinya dalam jangka panjang ke depan.

Sebaliknya terhadap uang kertas, bila dalam 33 tahun saja daya belinya tinggal 1/90 s/d 1/28 – apakah kita yakin bahwa uang kertas ini akan bisa mempertahankan daya belinya dalam rentang waktu perencanaan keuangan kita ke depan 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun ketika Anda memasuki usia pensiun atau anak-anak Anda yang kini baru lahir memerlukan biaya kuliahnya ?. Wa Allahu A’lam.

Rabu, 19 September 2012

Ingin Lebih Cerdas Dari Warren Buffett…?

Ingin Lebih Cerdas Dari Warren Buffett…?

Warren Buffett adalah orang terkaya no 3 di dunia (pernah no 1 tahun 2008), kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai sekitar US$ 47 Milyar atau sekitar 446 trilyun – lebih dari 1/3 dari APBN Indonesia tahun 2012. Bagi dunia investasi barat  dia dianggap ‘dewa’-nya investasi dan namanya menjadi judul sejumlah buku. Tetapi apakah Warren Buffett memang begitu hebat dalam investasi ini ?, ternyata tidak ! dengan diamnya emas saja dia kalah telak dalam lebih dari 5 tahun terakhir.

Grafik dibawah memberikan ilustrasi kenaikan nilai perusahaan investasinya Warren Buffett yaitu Berkshire Hathaway dibandingkan dengan kinerja kenaikan harga emas sejak tahun 2000 sampai sekarang (2012). Bisa kita lihat siapa yang lebih cerdas dalam menaikkan nilai ini.


Ilustrasi ini bukan untuk men-discourage Anda dari dunia investasi pasar modal dan sejenisnya. Tetapi untuk membuka mata lebar-lebar pada suatu kenyataan bahwa – orang sepintar Warren Buffett-pun ternyata tertipu dengan kenaikan nilai semu dari asset-nya. Dia mengira nilai assetnya tumbuh dengan baik, namun bila digunakan standar nilai emas – assetnya terus menerus turun nilainya selama lima tahun terakhir ini.

Lantas apa yang menjadi penyebabnya ?, penurunan nilai uang kertas US$ lima tahun terakhir ini begitu tingginya sehingga orang yang sudah bekerja begitu keras dan konon juga begitu cerdas sekaliber Warren Buffett-pun, akhirnya harus mengakui bahwa assetnya adalah masuk kategori wealth reducing asset – asset yang menurunkan tingkat kemakmuran pemiliknya – bila standar nilai emas yang digunakan.

Penurunan daya beli uang kertas yang begitu drastis antara lain dipicu oleh serangkain Quantitative Easing (QE) di Amerika, mulai dari QE 1, QE 2 dan QE –Infinity yang diumumkan pekan lalu. Warren Buffett nampaknya perlu kerja lebih keras dan lebih cerdas lagi untuk sekedar mampu mempertahankan kekayaannya yang sekarang – bila ingin mengejar standar nilai emas yang sama.

Lantas bagaimana kita bisa lebih pintar dari Warren Buffett dalam situasi seperti sekarang ini ?, kita punya contoh konglomerat yang lebih cerdas pada zamannya yaitu Abdurrahman bin Auf. Dengan apa dia membangun kekayaannya ?, dengan putaran barang dagangan – yaitu menggerakkan sektor riil dan mempertahankan nilai dengan emas dan perak.

Tercatat dalam sejarah, warisan Andurrahman bin Auf ketika meninggal dunia adalah 80,000 Dinar per-orang istrinya, padahal dia meninggal dengan empat orang istri dan memiliki anak. Artinya 80,000 Dinar tersebut hanyalah 1/32 dari warisan tunainya. Lebih dari itu semua, dia adalah salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.

Apa yang dilakukan Abdurrahman bin Auf tetap relevan bila dilakukan hingga kini. Kemakmuran yang sesungguhnya itu dibangun dengan kerja keras di sektor riil dan perdagangan – kemudian mempertahankan nilainya-pun dalam bentuk benda riil seperti emas, perak , barang dagangan dlsb.

Lho tetapi kenyataannya toh Warren Buffett tetap jauh lebih kaya dari kita-kita saat ini ?, Itu betul.  Dia telah menggeluti dunia investasi yang dia lakukan sekarang sejak tahun 1962 atau 50 tahun lalu, ketika dia berusia 22 tahun. Di tahun-tahun ketika devaluasi nilai Dollar tidak significant, dia memang berhasil meningkatkan kekayaannya – tetapi ketika devaluasi itu begitu tinggi seperti lima tahun terakhir – hasil kerja keras orang seperti dia bisa tersapu habis oleh penurunan daya beli uang itu.

Anda bisa lebih kaya dari dia bila memiliki kesempatan untuk investasi lebih panjang dan mampu memproteksi nilai dari investasi Anda.

Apakah harga emas sekarang begitu tingginya sehingga kerja keras Warren Buffet-pun kalah telak dengannya ?, apakah bukan karena telah terjadi bubble di harga emas sehingga harga emas itu bisa anjlok kapan saja ?.

Harga emas memang pernah bubble dari tahun 1970-an sampai awal 80-an; ketika dunia beberapa tahun shock dengan kejutan presiden Nixon Agustus 1971 ketika dia melepas kaitan antara US$ dengan emas. Di pasar Modal, sering pula terjadi bubble seperti yang terjadi di NASDAQ 1990-2009. Salah satu gejala bubble itu adalah ketika harga naik begitu cepat, tanpa didukung oleh alasan yang bersifat fundamental – maka yang sebaliknya akan terjadi, kejatuhan yang cepat pula.

Bila kita plotkan bubble emas 1971-1982, NASDAQ tahun 1990-2009 dan harga emas 2001-2010, kita akan melihat bahwa kenaikan harga emas yang 10 tahun terakhir ini beda sekali dengan dua contoh peristiwa bubble tersebut. Kenaikan harga emas 10 tahun terakhir sebenarnya landai-landai saja, tidak ada penggelembungan yang mendadak. Penyebabnya-pun jelas terukur, yaitu uang kertas yang memang sengaja diturunkan nilainya secara terus menerus menuju infinity-low oleh para pemegang otorisasi uang kertas itu !



Maka jangan tertipu filosofi investasi ala Warren Buffett, Anda bisa lebih cerdas dari dia dengan menggunakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya sebagai panutan dan contoh yang sempurna. Tidak mengapa kaya, asal tetap bisa masuk surga ! Amin.

Persiapan Uang Emas Versi China, dan Kita ?

Persiapan Uang Emas Versi China, dan Kita ?

Sebagai negara yang memegang surat hutang Amerika terbesar sekitar US$ 1.1 trilyun, China mungkin tidak menghendaki US Dollar jatuh karena mereka yang akan ikut menjadi korban terbesarnya. Tetapi sebagai negara besar nan tangguh, mungkinkah China tinggal diam dan tidak berbuat sesuatu ?. Nampaknya ini yang sedang terjadi, mereka sedang ancang-ancang untuk menghadapi situasi terburuk ini.

Bila US Dollar tidak lagi mampu bertahan sebagai global reserve currency, bisa jadi China akan menjadi negara yang paling siap dengan situasi terburuk yang mungkin terjadi. Bukan hanya karena size ekonominya yang memang terbesar, tetapi juga karena persiapan-persiapan yang mereka lakukan.

Akhir-akhir ini di pasar emas global beredar kabar bahwa China sedang me- recasting  (mencetak ulang) emas-emas yang dimilikinya dari ukuran standar 400 troy ounces ( sekitar 12.44 kg) menjadi standard 1 kg. Untuk apa diperkecil ukurannya ?, yang jelas dengan ukuran lebih kecil emas lebih mudah beredar sebagai ‘uang’ dan lebih mudah berpindah tangan. Bisa jadi ini langkah awal mereka untuk menjadikan emasnya sebagai ‘uang’ yang sesungguhnya.

Sejalan dengan kabar yang ini, konon China juga telah bersepakat dengan sejumlah negara seperti Russia, Jepang, Chile, Brazil, India dan Iran untuk apa yang mereka sebut new gold-backed global currency. Sejumlah negara lain juga dikabarkan akan segera menyusul.

Karena sebagian besar negara yang bersepakat tersebut (China, Russia, Jepang dan India) merupakan negara-negara yang berada pada top 10 dalam cadangan emasnya, maka upaya yang mereka lakukan bersama ini  memang bisa jadi akan membentuk system keuangan global baru yang akan menggantikan system yang sekarang ada yang sedang berada diambang kehancurannya.

Lantas dimana posisi negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim – yang dalam pelaksanaan beberapa syariat agamanya memerlukan uang emas ?, nampaknya justru negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim yang paling tidak siap dalam menggunakan kembali uang emas atau uang ber-back up emas.

Saudi Arabia hanya berada di rutan 16 dunia dengan  cadangan 322 ton emas,  Turkey di urutan 22 dengan 179, Lybia di urutan 25 dengan 144 ton, Kuwait, Mesir, Kazakstan dan Indonesia berada di urutan berturut-turut 36, 37, 38 dan 39 dengan jumlah emas yang mirip satu sama lain di kisaran 70 -80 ton saja.

Sejumlah negara yang dikomandoi China tersebut bisa saja akan gagal dalam mengimplementasikan  ide uang berbasis emasnya, sebagaimana kegagalan Bretton Woods yang dicobakan di pertengahan abad lalu namun hanya bertahan kurang dari tiga dasawarsa. Namun setidaknya ada upaya mereka kearah sana dan mereka memang bersiap-siap dengan cadangan emas yang semakin besar.

Sebaliknya negara-negara yang berpenduduk muslim mayoritas seperti kita, kita memiliki sejarah yang sangat panjang dalam menggunakan system keuangan berbasis emas dan perak – 14 abad lamanya kita gunakan dari abad pertama hijriyah sampai abad lalu, tetapi sayangnya kini tidak nampak sedikit-pun upaya untuk kembali ke arah sana.

Bahkan ketika China dan kelompoknya bebas berfikir dan secara sungguh-sungguh mempersiapkan system keuangan alternatifnya yang berbasis emas, negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam malah nampak minder bahkan untuk sekedar mengembangkan ide alternatif ini.

Maka ketika mereka menghancurkan rumah-rumah (system keuangan) mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri, tangan-tangan mukminin ini nampaknya belum akan siap untuk menggantikannya. Tetapi Allah Maha Kuasa, dengan kuasaNya pula siapa tahu dalam waktu yang sangat cepat para petinggi dan pemegang otoritas di negeri-negeri muslim bisa sadar akan situasi yang dihadapinya dan berbuat sesuatu secara serentak bareng.

Semoga masih ada peluang bagi kita untuk menjadi orang-orang yang mengambil pelajaran dan orang-orang yang mempunyai pandangan – seperti yang dimaksud dalam ayat berikut :

“…Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS 59 :2)

Amin.

Inflasi, Harga Emas, Rule 72 dan Statistik Para Istri…

Inflasi, Harga Emas, Rule 72 dan Statistik Para Istri…

Sejak ber abad-abad silam orang sudah biasa menghitung kenaikan harga barang-barang dengan cara yang disederhanakan atau apa yang disebut Rule 72. Bila angka 72 ini dibagi dengan kenaikan harga barang rata-rata per tahun, akan ketemu angka berapa tahun harga barang tersebut akan berlipat 2 kalinya. Ilmuwan kemudian menghitung dengan formula yang njlimet, ketemulah angka yang tidak jauh beda – yaitu ada yang ketemu angka 69, 69.3 atau 70.

Sebaliknya juga dengan mengetahui harga barang berlipat dua pada tahun ke sekian, kita bisa menduga rata-rata berapa kenaikan harga (inflasi) barang tersebut pertahunnya. Tidak sangat akurat memang, tetapi bisa menjadi cara mudah kita untuk menentukan sikap terhadap investasi, perencanaan keuangan keluarga , pengamanan hasil jerih payah dlsb.

Dengan menggunakan Rule 72 (atau angka 69 atau 70 yang Anda pilih), kita lebih mudah memahami apakah angka-angka inflasi yang disajikan oleh sumber resmi pemerintah make sense dengan realita yang kita hadapi atau tidak. Pemerintah di seluruh dunia punya kepentingan dengan statistik yang bisa jadi berbeda dengan kepentingan masyarakat, oleh karenanya bahkan di Amerika ada statistik bayangan yang dikeluarkan oleh Shadow Government Statistic.

Kita tidak perlu pusing-pusing membuat statistik bayangan, kita bisa gunakan kenaikan harga emas sebagai pembanding – kemudian cek dengan realita di pasar – mana yang lebih mendekati kenyataan.

Saya gunakan data BPS per Desember mulai dari tahun 2007-2011 untuk pembanding. Lihat hasilnya seperti pada table dibawah.


Dengan rata-rata inflasi umum yang disajikan pemerintah di sekitar angka 6.24 %, maka seharusnya dengan Rule 72 – kenaikan umum harga barang menjadi dua kalinya menjelang tahun ke 12. Atau dengan kenaikan harga bahan pangan yang menurut data inflasi di kisaran 8.90% per tahun, seharusnya hanya akan menjadi dua kali lipatnya pada tahun ke 8. Make sense - kah angka-angka ini ?

Istri Anda mungkin bisa menjawab dengan lebih akurat karena dia yang rajin ke pasar untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari. Coba cek dengan dia dengan dialog yang kurang lebih begini “ ma, uang belanja mama akan papa naikkan menjadi 2 kalinya dalam 8 tahun mendatang – karena menurut data inflasi harga bahan pangan baru akan naik menjadi 2 kali dari sekarang dalam 8 tahun yang akan datang ?”. Cek respon-nya, kemungkinan besarnya serta merta dia akan siap mengeluarkan angka inflasinya sendiri – dan saya yakin angka dia yang lebih mendekati realita.

Angka yang dikeluarkan istri Anda tersebut kemungkinan besarnya akan lebih dekat dengan angka pembanding berupa kenaikan harga  emas rata-rata di tabel tersebut di atas. Harga barang-barang akan naik menjadi dua kalinya dalam tempo sekitar 3 tahun ( atau 4 tahun berdasarkan statistik kita yang lebih panjang).

Mengapa dalam jangka panjang harga emas lebih akurat untuk mendeteksi inflasi yang sesungguhnya di masyarakat ?, karena harga emas dibentuk dengan kekuatan pasar dan dia beriringan dengan harga komoditi lain yang merupakan kebutuhan dasar manusia sejak jaman purba hingga jaman modern ini.

Rule (of thumb) 72 ini akan memudahkan Anda untuk membuat perencanaan keuangan Anda secara sederhana. Misalnya Anda akan pensiun dalam 4 tahun yang akan datang, Anda bisa menghitung kira-kira berapa kebutuhan biaya hidup Anda saat itu.

Anda mau memasukkan anak sekolah 6 tahun yang akan datang, berapa kira-kira yang Anda butuhkan untuk anak Anda saat itu. Menurut data BPS tersebut diatas sebenarnya Anda nggak perlu cemas karena biaya sekolah hanya akan menjadi dua kalinya dalam 18 tahun yang akan datang.

Tapi untuk amannya saya sarankan Anda menggunakan data pembanding saya berupa kenaikan harga emas rata-rata, Anda setidaknya perlu mempersiapkan anggaran yang 4 kali dari sekarang bila Anak Anda akan masuk sekolah 6 tahun yang akan datang. Jadi kalau masuk SMP unggulan saat ini perlu Rp 25 juta, maka untuk anak Anda yang kini baru kelas 1 SD kira-kira akan perlu Rp 100 juta pada saat dia masuk SMP nanti.

Lagi-lagi angka saya mungkin juga tidak akurat, tapi bisa Anda cek dengan istri Anda – mana angka-angka inflasi tersebut yang lebih make sense – untuk keperluan perencanaan keuangan Anda. Wa Allahu A’lam.

Harga Emas : Waktunya Untuk Berselancar …?

Harga Emas : Waktunya Untuk Berselancar …?

Bila mengikuti trend di data yang kami kumpulkan sejak lebih dari empat tahun lalu, bisa jadi hari-hari kedepan adalah waktunya untuk harga emas kembali bergejolak setelah ber-hibernate  selama setahun terakhir. Hal yang sama terjadi awal 2010, setelah harga emas ber-hibernate sejak awal 2009. Pemicu utamanya-pun sama yaitu Quantitative Easing yang dilakukan oleh the Fed-nya Amerika.


Meskipun belum dipastikan jumlah dan waktunya, Quantitative Easing (QE) tahap III sudah diindikasikan oleh chairman-nya the Fed akhir pekan lalu. Dua QE terdahulu yaitu tahun 2008 dan 2010 memang terbukti sangat efektif mendongkrak harga emas dunia untuk melejit ke tingkat harga sekarang yang sudah lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan masa-masa sebelum dunia mengenal QE.

Hanya saja ada satu faktor lagi yang dominan yang bisa mempengaruhi harga emas dunia yang kini ada – yang tidak ada pada tahun 2008 atau 2010, yaitu faktor krisis Eropa. Krisis Eropa yang meluas sejak setahun terakhir telah ‘menyamarkan’ permasalahan yang dihadapi di Amerika.

Kinerja ekonomi Amerika yang belum juga berkilau meskipun sudah dua kali dipacu dengan QE I dan QE II, tersembunyikan oleh menguatnya Dollar yang diburu orang yang meninggalkan Euro karena kekawatiran akan krisis yang melanda di wilayah itu.

Pekan ini European Central Bank (ECB) akan mengumumkan langkah-langkahnya untuk penyelamatan krisis di kawasan itu. Bila pasar merasa comfortable dengan upaya yang akan dilakukannya, maka Euro akan kembali menguat – Dollar akan nampak wajah aslinya dan emas akan mendapat satu lagi daya dorong untuk naik ke atas.

Sebaliknya, bila pasar tidak merasa langkah yang ditempuh ECB akan efektif – Euro akan tetap lemah dan orang akan tetap berburu Dollar. Dollar akan tetap relatif perkasa dibandingkan pesaing-pesaingnya, dampak dari QE III untuk sementara mungkin akan teredam dan harga emas bisa ber-hibernate dalam waktu yang lebih panjang.

Either way berspekulasi dengan fluktuasi harga emas dalam jangka pendek tetap tidak kita anjurkan, tetapi memproteksi hasil jerih payah Anda dari penurunan nilai yang tidak terhindarkan ketika mata uang dunia menyusut terus daya belinya – memang sebaiknya dilakukan dengan fokus jangka panjang. Wa Allahu A’lam.

Rabu, 04 Juli 2012

Hibernasi dan Fibonacci di Pasar Emas…

    Hibernasi dan Fibonacci di Pasar Emas…

Istilah hibernasi berasal dari dunia hewan ketika seekor binatang tertentu menurunkan aktivitas tubuhnya, termasuk pernafasan dan metabolisme – untuk menghemat energy ketika makanan langka. Istilah ini kemudian digunakan luas, termasuk ketika Anda tidak sedang menggunakan computer Anda – tetapi juga tidak ingin mematikannya. Istilah ini kemudian juga digunakan di pasar – seperti pasar emas global – yang kini disebut sedang mengalami hibernasi

Hibernasi di pasar adalah  ketika tidak ada aktivitas yang significant baik dari sisi volume jual beli maupun fluktuasi harga. Ini biasa terjadi setelah aktivitas tinggi yang terjadi sebelumnya. Di pasar emas global dalam empat tahun terakhir, aktifitas pernah memuncak selama kwartal terakhir 2008 s/d kwartal pertama 2009.  Kemudian juga berulang selama kwartal kedua sampai kwartal ketiga 2011.

Setelah aktifitas puncak tersebut terjadi, periode hibernasi terjadi selama kurang lebih satu tahun yaitu akhir kwartal pertama 2009 sampai kwartal pertama 2010. Pada periode tersebut harga emas dunia mengalami penurunan sekitar 10 %.

Bila mengikuti pola yang sama dengan periode hibernasi 2009-2010; maka hibernasi yang sedang kita alami ini masih bisa berlangsung sampai kira-kira awal kwartal terakhir tahun ini yaitu sekitar awal Oktober 2012. Dari sisi penurunan harga karena puncak yang lalu berada di kisaran Rp 550,000/gram ; akhir periode hibernasi kemungkinan harga akan berada di kisaran Rp 500,000/gram.


Selama periode hibernasi saya tidak banyak menulis tentang emas ini karena memang tidak banyak perubahan yang terjadi di pasar. Harga memang bergejolak, tetapi bergejolak ringan dan ini-pun karena sentimen tarik ulur penyelesaian krisis di Eropa yang berdampak pada kekuatan US$. Lebih dari itu tidak ada perubahan yang fundamental di emas atau Dollar itu sendiri yang merupakan representasi ekonomi dari negara pemilik mata uang US$ yaitu Amerika.

Lantas apa yang terjadi setelah periode hibernasi berakhir ?, pasar bergerak aktif dengan fluktuasi tajam yang didorong oleh demand yang tinggi. Di akhir periode hibernasi kwartal pertama 2010, pasar emas aktif bergerak sampai sekitar 20 bulan kemudian yaitu sampai September 2011. Selama periode ini yang terjadi adalah peningkatan harga mengikuti deret Fibonacci, yaitu bilangan 1.618 yang bertebaran di berbagai fenomena alam dan manusia. Lihat penjelasan Fibonacci ini di film documenter yang saat ini saya tampilkan di  vidvideo clip situs ini dan juga di  http://www.Hijrah.tv  dengan judul “Why is Kaaba in Makkah” untuk memudahkan pembaca memahami fenomenanya.

Apa pengaruh Fibonacci ini di pasar ?, ketika pasar bergerak mengikuti mekanisme supply and demand secara sempurna – tingkah laku harga dipengaruhi oleh tingkah laku manusianya, sedangkan manusianya bergerak dan mengambil keputusan berdasarkan reflek alaminya sebagai manusia. Maka tidak heran yang terjadi juga angka-angka alami yang tidak jauh dari angka di angka Fibonacci tersebut di atas.

Bila Anda kalikan periode harga rendah selama pasar mengalami hibernasi 2009-2010 di kisaran Rp 340,000/gram dengan angka Fibonacci 1.618 ; maka akan ketemu kisaran angka Rp 550,000/gram dan itulah harga emas di puncak aktifitas transaksinya (September 2011) sebelum pasar kelelahan dan mengalami hibernasi berikutnya.

Bila logika ini berulang, akhir periode hibernasi sekarang di kisaran bulan Oktober 2012 nanti, harga kemungkinnya tidak jauh dari angka sekarang yaitu sekitar Rp 500,000,-. Bila setelah itu pasar akan aktif kembali sampai satu setengah tahun berikutnya ( atau sekitar 20 bulan = 12 bulan hibernasi x 1.618 Fibonacci) , maka harga emas tertinggi berikutnya kemungkinan akan terjadi awal 2014 di kisaran harga  Rp 800,000/gram.

Berulangkali dalam berbagai tulisan saya menganjurkan agar tidak berspekulasi dengan harga emas jangka pendek, dan fokus pada jangka panjang – karena fungsi emas sebagai proteksi nilai memang proven dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Uraian tentang hibernasi dan Fibonacci ini mengkonfirm bahwa view jangka panjanglah yang seharusnya menjadi fokus, bukan jangka pendek.

Gunakan emas atau Dinar untuk mengamankan masa depan biaya sekolah putra-putri Anda, biaya kesehatan hari tua, dana pensiun dlsb. Tetapi jangan gunakan emas untuk mencari keuntungan jangka pendek, Anda bisa menyesal karenanya.

Penggunaan emas jangka pendek yang dianjurkan adalah menggunakannya sebagai instrument jual beli, sebagai uang, sebagai timbangan untuk muamalah yang adil, pinjam meminjam dlsb.Wa Allahu A’lam.

Kamis, 23 Februari 2012

Apa Kabar Harga Emas…?

Apa Kabar Harga Emas…? PDF Print E-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 21 February 2012 07:16
Sebulan lebih saya tidak menulis tentang harga emas karena memang relatif tidak ada hal yang baru di pasar emas dunia akhir-akhir ini. Bahkan sudah sekitar lima bulan terakhir harga emas landai di grafik 1 tahun kita. Namun secara berkala saya tetap ingin meng-update pembaca situs ini, agar tetap bisa mengikuti pergerakan pasar emas dunia terkini. Lebih- lebih bila ada potensi-potensi gerakan yang menarik di pasar dalam waktu dekat. Berikut adalah beberapa hal yang secara dominan akan segera menjadi pendorong fluktuasi harga emas itu.

Yunani

Krisis Yunani dan beberapa negara Eropa lain yang mirip, telah menyandera harga emas selama lebih dari enam bulan ini. Dalam posisi status quo – dunia akan tetap menunggu seperti yang terjadi selama ini. Bila dalam waktu dekat masalah Yunani ini bisa ada penyelesaian yang diterima pasar, maka Euro Zone akan ikut terakngkat – Euro naik, US Dollar turun dan emas juga naik.

Sebaliknya bila masalah Yunani ini memburuk, Euro akan terseret memburuk, pasar lari ke Dollar- Dollar naik dan emas akan turun.  Ini adalah efek jangka pendeknya bila situasi Yunani memburuk tetapi tidak atau belum sampai dinyatakan secara resmi sebagai gagal bayar atau default.

Bila situasinya terus memburuk dan akhirnya Yunani harus dinyatakan default, maka seluruh system keuangan dunia akan terkena getahnya. Termasuk bank-bank besar dunia yang berpusat di Amerika Serikat. Pasar produk derivatives bank-bank di Amerika ini mencapai sekitar US$ 250 trilyun, menurut King World News sekitar US$ 30 trilyun-nya adalah berupa Credit Default Swaps (CDS) yang tentu mengalir jauh sampai Yunani juga.

Kerugian melalui CDS inilah yang kemudian harus diserap oleh bank-bank besar Amerika – yang karena magnitude –nya sangat besar, gempa financial yang ditimbulkannya juga akan sangat dasyat. ‘Gempa-gempa’ financial global skala kecil dan menengah yang sudah terjadi selama lima tahun terakhir, bisa jadi barulah symptoms atau gejala-gejala dari ‘gempa’ yang lebih besar dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Bila perbankan Amerika jatuh, US$ juga akan terseret jatuh dan harga emas akan kembali menjulang tinggi.

Secara statistik Anda dapat lihat kondisi tersebut diatas di grafik paling besar GeraiDinar.Com. Ketika cursor Anda taruh diatas grafik ini akan muncul tulisan click to predict, klik mouse Anda maka akan ditampilkan grafik yang setengah terisi – Anda bisa pilih periode 6 bulan, 1 tahun – 3 tahun. Anda juga akan bisa pilih prediksi secara linear, polynomial atau moving average.

Maka inilah cara statistik memotret gejala-gejala di alam ataupun di pasar. Statistik memotret trend apa adanya – bukan opini saya atau opini Anda. Untuk jangka pendek misalnya – 6 bulan dan 1 tahun, bisa saja harga turun karena statistik 12 bulan terakkir memang menunjukkan kemungkinan ini. Namun untuk periode 2 – 3 tahun seluruh pendekatan statistik menunjukkan trend lonjakan yang sangat significant, karena memang itu pulalah yang dipotret gejala-gejalanya  yang terjadi selama 2 – 3 tahun terakhir.

Iran

Krisis Iran bisa menjadi bola liar yang juga akan mengguncang ekonomi dunia bila tereskalasi tidak terkendali dalam waktu dekat. Dampak langsungnya sudah terasa pada harga minyak dunia yang sudah menyentuh US$ 105/barrel pagi ini - pada saat artikel ini saya tulis.

Krisis Iran ini bisa mempengaruhi harga emas dunia melalui dua jalur, yaitu pertama naiknya harga minyak dunia yang pada umumnya diiringi oleh naiknya harga emas. Dan kedua ketidak-pastian ekonomi dunia yang ditimbulkannya, setiap kali ketidak-pastian ini meningkat – pasar akan mencari tempat berpegang yang aman atau safe haven, dan emas-lah safe haven yang paling terbukti efektivitasnya.

China

China yang selama ini perkasa, mulai juga terkena dampak berlarutnya status quo krisis di negara-negara tujuan ekspornya. Dalam upaya mendorong ekonominya, baru-baru ini China menurunkan reserve requirement-nya yang diharapkan berdampak pada peningkatan daya saing ekonomi-nya.

Amerika yang merupakan mitra dagang utama China, pasti juga akan terpengaruh dengan kebijakan otoritas China ini. Dollar akan turun dan berarti harga emas dunia akan terdorong naik.

Sebenarnya masih banyak hal lain yang bisa mempengaruhi fluktuasi harga emas dunia kedepan, termasuk kondisi internal ekonomi Amerika dengan US$-nya. Tetapi tidak semua saya uraikan dampaknya di tulisan ini kawatir menjadi terlalu panjang untuk satu tulisan.

Dari sejumlah faktor tersebut, klik grafik diatas akan membantu menyederhanakan kurang lebih seperti apa harga emas kedepan. Tips-nya sederhana, jangan berspekulasi dengan harga emas dalam jangka pendek, tetapi amankan jerih payah Anda selama ini – khususnya dana yang Anda sisihkan untuk biaya sekolah anak-anak, dana pension, tunjangan hari tua, tabungan rumah, tabungan biaya kesehatan dan dana-dana lain yang peruntukannya jangka panjang. Wa Allahu A’lam.
 

Minggu, 29 Januari 2012

Inflasi Terhadap Dinar…?

Inflasi Terhadap Dinar…? PDF Print E-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 27 January 2012 08:23
Harian umum Republika kemarin (Kamis 26/01/2012) memuat tulisan dua pakar ekonomi tentang Promosi Dinar-Dirham. Intinya mengomentari bahwa promosi Dinar-Dirham selama ini dikatakannya sebagai  ‘sangat kontra produktif’,  ‘lebay’ dan ‘kurang mendidik’.  Masalah yang diangkat adalah katanya ada yang mempromosikan Dinar sebagai uang yang ‘tidak mengenal inflasi’ – entah siapa yang dimaksud. Maka melalui tulisan ini saya ingin meluruskan saja, agar penggerak Dinar-Dirham dan para pembaca situs ini  – termasuk dua penulis tersebut - bisa tetap melihatnya dengan jernih, dengan kacamata ingin belajar mencari kebenaran.

Intinya ada yang saya sepaham dengan dua ekonom tersebut bahwa inflasi yang disebabkan oleh kebijakan moneter – dengan mencetak uang berlebih, ditiadakan manakala Dinar dan Dirham digunakan.  Karena alasannya di tulisan tersebut disebutkan bahwa pihak otoritas tidak akan bisa mencetak Dinar dan Dirham secara semena-mena.

Tetapi ketika kedua pakar ini menjelaskan bahwa inflasi bisa terjadi dengan adanya perubahan nilai relatif emas terhadap benda-benda lain, nampaknya mereka kurang melakukan kajiannya secara lebih mendalam. Juga kurang konsisten dengan pernyataan bahwa ‘otoritas tidak lagi memiliki kemampuan untuk mencetak uang dengan semena-mena’ di atas.

Dalam tulisan tersebut disebutkan misalnya ketika harga barang-barang naik dan harga emas cenderung melemah (seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir), maka ini yang dikatakannya sebagai inflasi harga barang terhadap emas.

Yang menurut saya perlu didalami adalah pemahaman tentang inflasi itu sendiri. Maaf saya bukan pakarnya – bisa jadi dua ekonom tersebut lebih tahu dari saya tentang hal ini, tetapi setahu saya pengertian inflasi adalah kenaikan umum harga barang-barang yang disebabkan oleh penurunan daya beli uang. Sedangkan kenaikan harga-harga beberapa barang yang terjadi karena mekanisme pasar supply and demand, saya menyebutnya bukan inflasi – melainkan naik turunnya harga barang yang fitrah di pasar.

Di jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika Dinar dan Dirham digunakan-pun kenaikan harga barang-barang ini ini pernah terjadi, tetapi tidak disebut inflasi karena fitrah harga yang terbentuk di pasar – yang beliau sendiri tidak mau mencampurinya.

Diriwayatkan oleh Anas RA : “Orang-orang berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ‘Wahai Rasulullah, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu menjawab, ‘Alah-lah Penentu harga, Penahan, Pembentang, dan Pemberi rizki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorang-pun yang meminta padaku tentang adanya kedzaliman dalam urusan darah dan harta’”.

Jadi apakah kenaikan harga barang-barang di jaman Rasulullah tersebut adalah sama dengan inflasi yang terjadi ketika daya beli uang menurun ? menurut saya kok bukan, itulah naik turunnya harga barang yang fitrah karena mekanisme supply and demand. Ketika barang yang hendak dibeli dengan Dinar atau Dirham menjadi langka, ya tentu harganya akan naik – bukan karena penurunan daya beli Dinar dan Dirham itu sendiri.

Lantas perbedaannya dimana dengan inflasi ?. Pertama naik turunnya barang yang fitrah  tidak disertai penurunan daya beli uang yang digunakan - karena digunakan untuk membeli barang-barang lainnya dia tetap berharga. Kedua karena daya beli uang tidak menurun, maka harga barang akan kembali menuju keseimbangannya ketika supply barang akan cenderung  bertambah ketika harga barang naik – sampai harga kembali normal.

Itulah mengapa hadits tentang harga kambing satu Dinar di atas terbukti hingga kini.  Bukan berarti selamanya satu Dinar, kadang lebih dan kadang kurang tergantung dengan supply and demand-nya. Tetapi dalam jangka panjang dia akan cenderung konvergen menuju kisaran satu Dinar.

Bandingkan hal ini dengan harga kambing dalam Rupiah yang berada di kisaran Rp 1,600/ekor ketika saya kecil akhir tahun 1960-an; tidak pernah balik ke Rp 1,600 hingga kini bukan ? Inilah inflasi itu – harga naik terakumulasi dari waktu ke waktu sehingga tidak pernah balik ke harga tahun-tahun sebelumnya !. Dari waktu ke waktu pergerakan harga divergen, semakin menjauh dari harga pada tahun yang menjadi rujukannya.

Bahwasanya harga emas relatif terhadap barang-barang cenderung konvergen dalam jangka panjang, ini karena supply emas memang tidak pernah berlebihan. Allah menjaganya agar tetap adil sebagai timbangan untuk muamalah seperti yang diungkap oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali.

Ini terbukti secara ilmiah dari data statistik ratusan tahun yang menyatakan bahwa supply emas di muka bumi parallel dengan perkembangan jumlah penduduk dunia.  Statistik ratusan tahun tersebut ada di buku saya ‘ Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham’ – halam 105.

Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan, seandainya toh yang dimaksud ‘sangat kontra produktif’, ‘lebay’ atau ‘kurang mendidik’ tersebut ditujukan ke saya sekalipun – meskipun saya tidak merasa demikian. Tetapi yang mendorong saya untuk merespon tulisan dua pakar ini adalah bukan yang terkait kritikan terhadap saya- atau penggerak Dinar dan Dirham lainnya  – saya tidak pernah merespon yang demikian, yang mendorong saya untuk merespon justru harapan saya kepada dua penulis  yang dia bersama lembaganya menjadi rujukan masyarakat di media.

Mereka adalah orang-orang pinter dibidangnya, jadi banyak umat percaya dan berharap banyak terhadap mereka. Tetapi lantas jangan sampai mereka begitu PD-nya terhadap ilmu ekonominya, sampai berani menantang hadits dengan kalimatnya yang saya kutip penuh – termasuk penulisan titik komanya sbb : “ Ungkapan yang populer untuk menunjukkan hal ini adalah bahwa dulu waktu zaman Rosulullah harga seekor domba sekitar satu dinar dan sampai sekarangkpun harganya tetap satu dinar. Silahkan anda percaya mengenai hal ini. Tetapi ilmu ekonomi akan berkata lain”.

Yang tersirat dari pernyataan tersebut pertama adalah hadits yang terkait dengan harga kambing ini dianggapnya sebagai ‘ungkapan populer’ semata – yang namanya popular tentu bisa mereda setelah tidak lagi popular, sedangkan keyakinan kita menyatakan bahwa kebenaran al-hadits adalah abadi sampai akhir jaman. Yang kedua penulis mempersilahkan pembacanya untuk mempercayainya, tetapi ilmu ekonomi mereka berkata lain ?.

Mungkin saya keliru memahami maksud kalimat tersebut, tetapi kalau yang saya tangkap benar seperti itu maksud mereka – yaitu ilmu ekonomi mereka yang berkata lain yang dianggap lebih benar – maka kemudian digunakannya untuk membantah  kebenaran hadits yang disebutnya sebagai ‘ungkapan populer’, saya jadi berharap banyak kepada saudaraku yang pinter-pinter ini untuk minimal segera beristigfar.

Adab menulis ilmiah apalagi dalam nuansa Islam saja sebenarnya sudah tidak pada tempatnya menggunakan kata-kata ya kurang baik seperti kata-kata  ‘sangat kontra produktif’,  ‘lebay’ dan ‘kurang mendidik’ ; apalagi kalau sampai ditambahi dengan nada merendahkan al-Hadits sebagai  ‘ungkapan  populer’ yang bisa dipercayai bisa juga tidak – dan seolah ilmu ekonomi bisa lebih benar ? , maka kata-kata demikian sungguh mengejutkan kami karena itu datang dari para ahli ekonomi syariah yang diharapkan banyak orang – dari sisi individu maupun lembaganya.

Bukankah sebagai seorang Muslim yang berpegang kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih kita harus mengimani apa yang ada didalamnya ?. Bahkan ketika ilmu pengetahuan kita belum sampai untuk melihat kebenarannya – bisa jadi itu karena keterbatasan ilmu kita ?.

Hadits yang iriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri  berikut bisa menjadi pelajaran: “ Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata, “ Saudaraku sedang mengalami sakit perut” kemudian Rasulullah, Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata kepada laki-laki tersebut, “Suruh dia minum madu”, Laki-laki tersebut kembali kepada Rasulullah, Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan beliau berkata kembali “Suruh dia minum madu”, Laki-laki tersebut kembali untuk ketiga kalinya dan Rasulullah tetap berkata “Suruh dia minum madu” , kemudian laki-laki itu kembali dan berkata “ Sudah saya lakukan ya Rasulallah”, kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda “Allah telah menyampaikan yang benar, tetapi perut saudaramu berbohong, suruh dia minum madu”. Kemudian laki-laki itu meminta saudaranya untuk kembali minum madu dan dia sembuh”. Wa Allahu ‘Alam.

Laa hawla wa laa quwwata illaa bi Allah.